Jumat, 30 April 2010

fadhliah membaca Maulid Nabi saw

Fadhilah(keutamaan)memperingati/membaca Maulid Nabi Muhammad saw menurut para ULAMA. Oleh:ABU FALETEHAN AHMAD RIFQI.

Bismillahirrahmaanirrahiem
.....
AL IMAM AL MUHADDITS AL KABIR AL FAQIH AL 'ALLAMAH AHMAD BIN HAJAR AL HAITAMY(MUFTI MADZHAB SYAFI'IE DI MAKKAH wafat th 974 H) dalam kitab AL NI'MAT AL KUBRO 'ALA AL 'ALAM BERKATA...........:
1. Abu bakar asshiddiq ra berkata:barang siapa menginfaqkan dirham untuk bacaan maulid Nabi saw maka ia akan menjadi temanku di sorga.
2. Umar bin al Khoththob ra berkata:barangsiapa mengagungkan maulid Nabi saw (kelahiran Nabi saw) maka sungguh ia telah menghidupkan agama Islam.
3. Usman bin Affan ra berkata:barangsiapa yang menginfaq kan dirham untu pembacaan maulid Nabi saw maka ia seakan akan ikut serta perang Badar dan Hunain.
4. Ali bin Abi Thalib ra berkata :barangsiapa mengagungkan maulid Nabi saw dan mejadikannya sebab untuk pembacaan maulid Nabi saw maka ia tidak akan keluar dari dunia kecuali dalam keadaan beriman dan akan masuk sorga tanpa hisab.
5. Hasan al Bashri ra berkata:Aku suka kalau seandainya aku mempunyai harta emas sebesar gunung Uhud kemudian aku infaqkan untuk pembacaan maulid Nabi saw.
6. Junaid al Baghdady ra berkata: barangsiapa menghadiri maulid Nabi saw dan mengagungkan pangkatnya maka ia telah beroleh keimanan.
7. Ma'ruf al karkhy ra berkata:barangsiapa menyediakan makanan untuk pembacaan maulid Nabi saw dan mengumpulkan saudara saudaranya,menyalakan lampu,memakai pakaian baru dan wangi wangian karena mengagungkan maulid Nabi sawmaka Allah swt akan menggiringnya di Mahsyar kelak bersama rombongan pertama dengan para Nabi saw dan ia akan berada di sorga 'illiyiin yang paling tinggi.
8. Wahidu 'ashrihi dan faridu dahrihi al imam Fakhruddin al Razy berkata :barangsiapa membacakan maulid Nabi saw diatas garam,gandum dan makanan atau apapun kecuali keberkahan akan nampak jelas pada makanan itu dan tidak tinggal diam sehingga siapapun yang memakannya akan diampuni oleh Allah swt.
Dan bila dibacakan kedalam minuman siapa yang meminumnya maka hatinya akan dimasuki ribuan nur dan rahmat dan akan keluar dari hatinya seribu macam unek unek serta ribuan penyakit hati sehingga hati itu tidak mati ketika hati yang lainnya mati(keras dan tidak mendapat hidayah).
Barangsiapa membacakannya diatas uang dirham dan dinar kemudian uang tersebut dicampur dengan yang lainnya maka akan nampak keberkahannya sehingga dia tidak akan faqir dan tangannya tidak kosong karena BAROKAH NABI SAW.
9. Imam Assyafi'ie ra berkata : barangsiapa yang mengumpulkan teman temannya untuk maulid dan menyiapkan tempat serta berbuat kebaikan sehingga mejadi sebab dibacakannya maka Allah akan membangkitannya kelak di hari qiyamat dengan para shiddiqin,syuhada' dan shalihiin.
10. Assirri Assaqothy ra berkata :barangsiapa menuju tempat dimana dibacakan maulid Nabi saw maka berarti dia menuju sebuah TAMAN SORGA sebabtujuan tersebut tidak lain karena mahabbah kepada Nabi Saw.....
11. Sulthon Al 'arifin Al Hafidz Jalaluddin Assuyuthy ra dalam kitabnya "Al Wasail fi Syarh al Syamail" berkata :tidak ada satu rumah,masjid atau tempat bila dibacakan maulid Nabi saw melainkan tempat,rumah,masjid tersebut diliputi dan dilindungi para malaikat dan di doakan oleh para Malaikat tersebut dan diliputi rahmat oleh Allah swt beserta keridhoan Nya. Adapun malaikat yang bermahkotakan nur yaitu Jibril,Mikail,Isrofil dan Izroil maka mereka berdo'a untuk yang menjadi sebab atas dibacakannya maulid tersebut.
Beliau juga berkata :SIAPAPUN DARI ORANG ISLAM YANG MEMBACA MAULID NABI SAW DI RUMAHNYA MELAINKAN ALLAH SWT AKAN MENGHILANGKAN KRISIS,WABAH,TENGGELAM,MARABAHAYA,KEBENCIAN,DENGKI,PANDANGAN BURUK,PENCURIAN DARI SELURUH KELUARGA DI RUMAH ITU,MAKA APABILA DIA MATI ALLAH AKAN MEMUDAHKAN JAWABAN ATAS PERTANYAAN MUNKAR NAKIR DAN DIA AKAN DITEMPATKAN DI TEMPAT YANG ENAK DI SISI ALLAH SWT RAJA YANG MAHA KUASA.
Maka bagi siapapun yang ingin ta'dzim terhadap maulid Nabi saw cukuplah bagi dia alasan alasan seperti ini namun bagi yang enggan melakukan ta'dhim kepada maulid Nabi saw meskipun pujiannya setinggi langit dan se luas bumi maka hatinya tak akan tergerak untuk mencintai Nabi saw.
Mudah mudahan kita semua dijadikan oleh Alloh swt sebagai orang yang mengagungkan Nabi Nya dan orang yang mengerti pangkat dan kedudukannya juga sebagai orang yang khushush dari para pecintanya dan pengikutnya.......amien ya Robbal 'alamiiin.وصلى الله على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين الى يوم الدين........................
SUMBER: AL NIMAT AL KUBRO 'ALA AL 'ALAM HAL 5 - 7

bersama Gus Wafi Maimoen Zubair

Al Muhaddits Assayyid Muhammad bin Alawy Almaliki Al Hasani

MOH.ALI HIBATULLAH FALETEHAN

SAYYID MUHAMMAD ALAWI AL-MALIKI AL-HASANI

oleh: AL FAQIR MBAH JENGGOT
Beliau adalah Sayyid Muhammad bin Alawi bin Abbas al-Maliki al-Hasani. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 1365 H. putra dari ulama besar yang mengajar di Masjidil Haram, Sayyid Alawi Abbas al-Maliki. Tidak di sangsikan lagi, beliau masih keturunan Rasulallah dan nasab beliau masih terkait dengan Sayyidina Hasan, cucu Rasulallah.

Kecerdasan Sayyid Mahammad Alawi sudah ketara mulai masih kecil. Sudah dapat menghafal al-Qur'an ketika masih berusia 7 tahun dan sudah menghafal kitab hadits al-Muwaththa karya Imam Malik saat beliau berumur 15 tahun. Dan pada saat beliau berumur 25 tahun, beliau meraih gelar doktor ilmu hadits dengan predikat mumtaz (excellent) di bawah bimbingan ulama besar Mesir, Prof. Dr. Muhammad Abu Zahrah. Rihlah ilmiyyah beliau cukup panjang dan luas di bawah bimbingan ulama-ulama shalihin yang amilin.

Usia ke-26, beliau di kukuhkan sebagai guru besar ilmu hadits pada Universitas Ummul Qura, Makkah, Arab Saudi. Dan pada tanggal 2 Shafar 1421/ 6 Mei 2000 beliau di anugrahi gelar ustadziyyah atau professor dari Universitas al-Azhar asy-Syarif Kairo Mesir. Dan ini semua adalah prestasi luar biasa dan kebanggaan bagi pendudukk Kerajaan Arab Saudi, yang memang layak di capai putra ulama besar se keliber Sayyid Alawi al-Maliki.

Pada tahun 1974, setahun setelah ayahandanya wafat, Sayyid Muhammad Alawi membuka pesantrennya di Utaibiyyah bersama dengan adik kandungnya, Sayyid Abbas. Namun pesantren tersebut akhirnya di pindah ke kawasan yang lebih luas tapi agak jauh dari Masjidil Haram, di pinggiran selatan kota Makkah di daerah Rusyaifah, yang kemudian di beri nama jalan al-Maliki.
Sebagai ulama besar, perjalanan hidupnya juga di penuhi onak dan duri ujian hidup seperti jejak ulama-ulama shalih pendahulunya. Pada tahun 80-an terjadi perselisihan antara beliau dengan beberapa ulama Wahhabi yang di sokong oleh Kerajaan Arab Saudi. Beliau di tuduh sesat, penyebar bid'ah dan khurafat. Beliau kemudian di kucilkan, hingga pernah mengungsi ke Madinah selama bulan Ramadhan.
Perselisihan tersebut semakin meruncing, namun akhirnya berhasil di cari jalan tengah dengan melakukan dialog atas rekomendasi atau saran dari Mufti Wahhabi yang kebetulan berseberangan pemikiran dan sangat membenci Sayyid Muhammad Alawi, yaitu Syaikh Abdul Aziz bin Baz . Dalam dialognya, Sayyid Muhammad Alawi beradu argumen dengan kuat saat berhadapan dengan ulama mantan Hakim Agung Arab Saudi, Syaikh Abdullah bin Mani'.
Dalam dialog atau perdebatan dengan ulama Wahhabi yang di tayangkan TV setempat di menangkan oleh Sayyid Muhammad Alawi dan beliau kian mendapat simpati. Konon, diam-diam keluarga Kerajaan Arab Saudi pun sebenarnya berpihak pada Sayyid Muhammad Alawi, namun takut jika di ketahui mayoritas penganut Wahhabi.

Syaikh Abdullah bin Mani' kemudian menerbitkan catatan dialognya dalam bentuk kitab yang di beri judul Hiwar Ma'a al-Maliki Liraddi Munkaratihi wa Dhalalatihi (Dialog dengan al-Maliki untuk menolak kemungkaran dan kesesatannya), sebuah kitab yang sekarang di 'gandrungi' dan di jadikan referensi penganut Wahhabi di Indonesia untuk mencabik-cabik Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan pengiku-pengikutnya, terutama dari keluarga Pondok Pesantren Wahhabi, Al-Furqon, Sedayu Gresik Jatim.
Sayyid Muhammad kemudian juga menerbitkan kitab terkenalnya, Mafahim Yajibu an Tushahhah (Faham-Faham Yang Harus Di Luruskan). Kitab beliau ini mendapat sambuatan dan pengakuan luar biasa dari ulama-ulama besar di seluruh pelosok penjuru dunia. Lebih dari 40 ulama besar dunia ikut memberikan kata sambutan pada kitab tersebut. Selain dari pada itu, ulama-ulama Mesir, Tunisia, Kuwait dan sebagainya telah membuat pembelaan terhadap Sayyid Muhammad baik dengan tulisan maupun lisan. Kitab populer tersebut kemudian menjadi andalan segenap pengikut Ahlussunnah dalam mempertahankan pluralitas aliran di Tanah Suci Mekkah.
Namun ulama Wahhabi ternyata tidak berhenti begitu saja. Setelah Sayyid Muhammad Alawi menerbitkan kitabnya, Mafahim, ulama Wahhabi lain yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama Arab Saudi, Syaikh Shalih bin Abdul Aziz alu Syaikh menulis kitab yang menghantam pemikiran Sayyid Muhammad Alawi tersebut dengan judul Hadzihi Mafahimuna (Ini adalah Faham-Faham Kami) . Kitab ini juga menjadi referensi utama kelompok Wahhabi di Indonesia. Di Pondok Pesantren Wahhabi al-Furqan Sedayu Gresik, di terbitkan buku yang tidak selayaknya di tulis dengan judul Mengenal Lebih Dekat 'Syaikh'nya Nahdhatul Ulama, sebuah buku yang mengkritik dan menjelek-jelekkan keturunan Rasulallah Saw, yaitu Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dan sangat melukai hati warga Nahdhiyyin.

Kemudian, sebagai ulama yang ikhlas dan selalu berharap ridha dari Allah, Sayyid Muhammad Alawi pun mengajak kembali berdialog untuk mempersatukan persepsi dan pemahaman, namun ajakan tersebut tak tersambut. Hanya selang 10 tahun berikutnya, di laksanakan dialog Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah tepat pada tanggal 5-9 Dzul Qa'dah 1424 H. yang di prakarsai oleh Amir Abdullah bin Abdul Aziz. Dialog tersebut di adakan untuk mencari solusi tepat pasca terjadinya serangan pengeboman oleh kelompok teroris di Riyadh yang di sinyalir akibat dari buah melegalkan ektrimisme takfir dari kelompok-kelompok yang menisbatkan dirinya Salafiyyah. Meski di anggap terlambat oleh Sayyid Muhammad Alawi, namun beliau tetap menyambut gembira ajakan di alog tersebut.
Prilaku dzalim lain yang dialami Sayyid Muhammad Alawi adalah beliau pernah di keluarkan dari mengajar di Masjidil Haram oleh kelompok-kelompok Wahhabi. Namun semua itu di hadapi dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Dan setelah di keluarkan dari mengajar di Masjidil Haram tersebut, beliau mengajar di kediaman beliau di jalan Alawi, Rushaifah, Makkah.

Selain beliau adalah ulama panutan segenap muslimin ahlussunnah wal jama'ah, beliau juga aktif di bidang dakwah yang di gelar Rabithah Alam al-Islami (Liga Dunia Islam) dan Muktamar Alam Islami (Organisasi Konferensi Islam atau OKI). Beliau juga termasuk salah satu ulama Islam yang aktif dan produktif dalam hal menulis kitab dalam berbagai tema, baik yang bermuatan da'wah, hadits, nasehat, sirah Nabawiyyah dan lain-lain. Berikut adalah daftar kitab-kitab yang di tulis oleh beliau:

1. Al-Dzakhair al-Muhammadiyyah
2. Al-Mukhtar min Kalam al-Akhyar
3. Fadl al-Muwaththa' wa 'inayah al-Ummah al-Islamiyyah bih
4. Al-Insan al-Kamil
5. Al-Manhal al-Lathif fi Mushthalah al-Hadits
6. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Mushthalah al-Hadits
7. Al-Qawaid al-Asasiyyah fi Ulum al-Qur'an
8. Al-Hajj
9. Al-Muslimun Baina al-Waqi' wa al-Tajribah
10. Al-Musytasyriqun Baina al-Inshaf wa al-'Ashabiyyah
11. Wahuwa fi al Ufuq al-A'la
12. Al-Anwar al-Bahiyyah
13. Nidham al-Usrah
14. Labaik Allahumma Labaik
15. Haula Khashaish al-Qur'an
16. Zubdah al-Itqan fi Ulum al-Qur'an
17. Qul Hadzihi Sabili
18. Fi Sabili al-Hadyi wa Rasyad
19. Fi Rihabi Bait al-Haram
20. Kasyf al-Ghummah
21. Al-Qudwah al-Hasanah
22. Mafhum at-Thathawwur wa at-Tajdid fi as-Syari'ah al-Islamiyyah
23. Haula al-Ihtifal bi al-Maulid an-Nabawi
24. Al-Ziarah an-Nabawiyyah
25. Khashaish al-Ummah al-Muhammadiyyah
26. At-Tahdzir min al-Mujazafah bi at-Takfir
27. Adzkar Nabawiyyah wa Ad'iyyah Salafiyyah.
28. Al-Hushun al-Mani'ah
29. Dzakariyyat wa Munasabat
30. Ad-Da'wah al-Ishlahiyyah
31. Tarikh al-Hawadits wa al-Ahwal an-Nabawiyyah
32. Mukhtashar Sirah ar-Rasul
33. Syari'ah Allah al-Khalidah
34. Syarah Mandlumah al-Waraqat fi Ushul al-Fiqh
35. Fath al-Qarib al-Mujib 'ala Tahdzib at-Targhib wa at-Tarhib
36. Ma La 'Ainun Ra'at
37. Anwar al-Masalik
38. Waqi'iyyat at-Tarbiyah al-Islamiyyah
39. Syaraf al-Ummah al-Muhammadiyyah
40. Al-Muwaththa' bi Riwayat Ibn al-Qasim
41. Mafahim Yajib an Tushahhah
42. At-Thali' as-Sa'id
43. Huwa Allah
44. Abwab al-Faraj
45. Manhaj as-Salaf fi Fahm an-Nushush
46. Al-Ghuluw (makalah pada debat Nasional ke-2 di Makkah Mukarramah)

Banyak orang yang menyebut Sayyid Muhammad Alawi sebagai al-allamah (seorang yang sangat mengetahui ilmu agama) atau ulama besar. Bahkan, Syaikh Muhammad Sulaiman Faraj, seorang ulama Makkah, menyebutnya al-arif billah (wali). Beliau juga sering di sebut dengan julukan 'Al-Muwaththa' berjalan' kerena beliau hafal kitab al-Muwaththa' Imam Malik sejak umur 15 tahun.

Akhlak beliau juga patut di tiru oleh segenap muslimin. Di tengah derasnya cacian, hinaan, pengkafiran, hujatan dan pensesatan dari ulama Wahhabi dan pengikutnya, beliau dengan tetap sabar dan tegar menerimanya, bahkan tak satupun kata beliau menghina balik terhadap musuh-musuhnya yang amat kejam dan tidak bertata krama Islam sama sekali, baik lewat lisan atau tulisan. Lihatlah kitab Mafahim Yajibu an Tushahah yang dengan hati ikhlas dan mengharap ridha dari Allah, beliau dengan santun dan tak satupun mencantumkan tulisan yang berbau menghina seseorang. Bahkan dalam mukaddimahnya, beliau menulis "Kami berlindung kepada Allah dari apabila kami termasuk dari orang-orang yang belajar ilmu karena tujuan beredebat dengan sombong atau mujadalah, sebagaimana sabda Rasulallah Saw. "Barang siapa mencari ilmu yang ilmunya akan di gunakan untuk mendebat orang-orang bodoh dengan sombong atau menyombongi ulama atau supaya orang-orang datang berduyun-duyun kepadanya, niscaya Allah akan memasukkan dia ke neraka" (HR. at-Tirmidzi dan lain-lain). Dan kitabku ini sama dengan kitab-kitab lain yang menerima untuk di perbaiki dan di murajaah kembali. Dan aku --dengan anugrah dari Allah-- mengakui hal itu di setiap karya-karyaku yang sudah aku tulis. Dan aku juga menulis di setiap akhir tulisan kitabku (sungguh aku memohon taufiq dan kebenaran dari Allah dalam setiap yang aku tulis. Apabila isinya benar, maka itu semata-mata dari Allah, dan jika salah, maka itu dari aku pribadi dan ijtihadku. Dan aku berharap dari setiap orang yang melihat tulisanku untuk memberikan petunjuk (irsyad) dan menunjukkan kesalahan-kesalahku)" Sungguh sebuah sikap tawadhu', inshaf dan penuh keikhlasan yang di tunjukkan ulama besar panutan Islam. Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki. Semoga Allah meridhainya!

Beliau wafat tepat pada hari Jum'at yang barakah, tanggal 15 Ramadhan 1425 H. dan di makamkan di Jannataul Ma'la dekat dengan makam Sayyidah Khadijah al-Kubra, istri Rasulallah.
Dan alhamdulillah, sebelum beliau wafat, Allah telah memperlihatkan kejayaan dakwah dan tarbiyah beliau dengan lunturnya sedikit demi sedikit faham ekstrim Wahhabi dan beliau mendapat pengakuan yang selayaknya dari Kerajaan Saudi.

Rabu, 28 April 2010

Karomah mbah wali Hasan Buntet

Karomah mbah wali Hasan bin KH. Abd Mun'im Buntet Pesantren,
yg wafat di Sumberkepuh Banyuwangi Jawa Timur. oleh: Tb.Ahmad Rifqi khan...
Bismillahirrohmanirrohim...
Pada Zaman revolusi fisik,di Buntet pesantren ada seorang Kyai Sepuh bernama KH.Abdul Mun'im. Beliau adalah adik KH. Abdul Jamil dan mertua KH.Abbas.
Di masa muda Abd Mun'im kecil melanglang buana menuntut ilmu diantaranya di Bangkalan Madura di bawah asuhan Syaikhuna Kholil. Sehingga beliau menjadi ulama besar yg kharismatik dan sempat menggantikan posisi kakaknya menjadi pengasuh pondok Buntet pesantren sebelum akhirnya diserahkan kepada keponakannya yg nota bene adalah menantunya sendiri yaitu : KH.Abbas bin KH.Abdul Jamil.
Akhirnya beliau menjadi kyai sepuh dan meninggal dunia ketika beliau sedang melaksanakan Sholat dalam keadaan bersujud kepada Allah swt.
Kyai Abd Mun'im meninggalkan keturunan para kyai dan ulama dan nyai nyai yg shalihah. Diantaranya adalah MBAH HASAN.
Beliau semasa kecil dipanggil dg nama Mas'ud, namun sepulang dari Mukim di tanah suci Mekkah di kenal dg nama Mbah Hasan. Selama Puluhan tahun beliau menimba ilmu di tanah suci dan praktis tdk bertemu keluarga,pada akhirnya beliau pulang ke tanah air untuk melepaskan rindu yg terpendam bertahun tahun. Namun setelah pulang ke Buntet,beliau lebih memilih tinggal diluar Buntet yg mungkin dirasakan oleh beliau telah banyak kyai dan ulama di Buntet pesantren. Kemudian Mbah Hasan memilih daerah Ciledug Cirebon ( _+ 25 km dr Buntet Pesantren) untuk menetap dan berda'wah.
Di Ciledug,beliau berda'wah dg santun dan sopan dg menggunakan AKHLAQULKARIMAH,sehingga masyarakat menyambut da'wahnya dg sukacita. Beliau berda'wah dg halnya yg baik(da'wah bilhal) dan beliau beternak puluhan ekor sapi. Masyarakat Ciledug pada sa'at itu tidak habis fikir,mengapa sapi sapi mbah Hasan tidak digembalakan. Bahkan dibiarkan berkeliaran mencari makan sendiri. Namun anehnya sapi sapi mbah Hasan cukup beretika dan beradab,dikarenakan tidak pernah memakan dan merusak tanaman masyarakat,sehingga masyarakat berterima kasih kegirangan bila melihat sapi sapi Mbah Hasan yg hanya membersihkan rumput rumput yg mengganggu tanaman.
Beberapa tahun kemudian Mbah Hasan pergi entah kemana,namun sebelum pergi beliau sempat membagi-bagikan seluruh sapi-sapinya kepada masyarakat.
Tahun demi tahun berlalu,akhirnya mbah Hasan yg sebaya dg sepupunya KH.Abbas bin Ky.Abduljamil(wafat th 1947 di usia 60 tahunan) dg mengejutkan datang di Buntet pesantren. Beberapa orang kyai sempat cemas dg kedatangan beliau,sbb kedatangannya adalah pertanda akan ada mushibah(kematian kyai besar atau serangan Belanda) di Buntet. Meskipun begitu sanak famili dan masyarakat saling berebut cium tangan barokah mbah Hasan. Mbah Hasan mengunjungi beberapa kyai dan kerabat. Diantaranya beliau berkunjung ke KH.Anas bin Kyai Abd Jamil kakak sepupunya. Kyai Anas menyambut gembira dg kedatangan mbah Hasan yg sdh lama tdk ada khabar beritanya, hingga Kyai Anas mengumpulkan seluruh anggota keluarga untuk menyambut kedatangannya. Mbah Hasan,menurut penuturan para kyai Buntet adalah seorang Kyai yg Shomut(pendiam) beliau tdk berkata apapun kecuali 2 kata saja: enggih dan boten (ia dan tidak) meskipun begitu,mulutnya selalu mengulum senyuman yg menyejukkan hati.
Mbah Hasan bertemu dg kyai Anas sepupunya yg menjadi Muqaddam(guru besar)thariqah tijaniyah dan org yg pertama kali membawa Thariqah Tijaniyah di Indonesia,sebuah pertemuan yg mengharukan dan merapatkan 'alaqah ruhiyah dan jasadiyah diantara dua orang wali tsb. Pertemuan terakhir di dunia. Saat itu kyai Anas meminta oleh2 kenang2an dr mbah Hasan,dia berkata "kang Hasan,mana oleh2nya dr Banyu wangi ?,namun mbah Hasan tdk menjawab sepatah katapun,hanya senyuman san Wali yg menghiasi wajah mbah Hasan. Ketika Kyai Anas berkali kali memohon,akhirnya mbah Hasan mengeluarkan bungkusan kain putih dr kantong bajunya seraya berbisik "jangan dibuka kecuali didepan anak2 dan menantu". Setelah mbah Hasan pamitan,kyai Anas membuka bungkusan tsb,ternyata berisi minyak wangi dan kapas. Kyai Anas mengerti isyarat tsb dan berucap,"anak2ku ketahuilah,bapak sebentar lagi meninggal dunia" kyai Anas mengucapkannya sambil berderai air mata haru dan bahagia sambil terus menerus menciumi kapas dan minyak wangi pemberian mbah wali Hasan. Benar saja,beberapa minggu kemudian kyai Anas wafat dg Husnulkhotimah berpulang ke rahmatullah dg damai dan tenang, yg kuburannya sudah tergali seminggu sebelum beliau wafat. Rodhiyallahu anhu wa askanahu 'alaa farodisiljinan,amien. Bahkan juga Almarhum almaghfur lah Kyai haji Anas sempat mimpi bertemu Rosullah saw dan Sayidah Fathimah Azzahro seminngu sebelum wafat,dalam mimpi itu Kyai Anas mencium tangan mulia Baginda Rosul saw dan tangan Sayyidah Fathimah Azzahro ra. Anehnya siti fathimah memberi isyarat dg 7 buah jari tangannya. Bangun dr mimpi,Kyai Anas terperanjat tiba2 tangan beliau harum wangi semerbak hingga hari ke tujuh,ribuan santri dan kerabatpun terheran heran dg bau wangi yg khas dan beraroma lain dr minyak wangi pada umumnya. SUBHAANALLOH...
Disamping Kyai Anas dan lainnya Mbah Hasan mengunjungi adiknya yg bernama KH. Moh Imam. Menurut para kyai Buntet, Mbah Hasan bertamu dan bershilaturrahmi berjam jam.
Beliau berdua duduk asyik medang dan njabur.
Adiknya Kh. Imam adalah seorang kyai yg ahli bermacam macam ilmu Agama,terutama ahli dibidang ilmu falak,saking ahlinya sampai beliau bisa menghitung kapan sebuah daun akan jatuh dg disaksikan puluhan masyarakat santri........Akhirnya,Nyai Maryam menegur Suaminya,"mengapa kakang diam saja? Diajak ngobrol apa gimana",kyai Imam menjawab:"itu semua gak perlu.......habis mau tanya apa..?wong sudah jelas kok,sehat apa tidak,jelas sehat,kapan datangnya? Kt semua sudah tahu,dari sana jam berapa? Sudah tahu juga",jawaban sang suami membuat istri terdiam dan manggut manggut.
Beberapa waktu kemudian mbah Hasan menghilan entah kemana...?beliau melanglang buana namun hanya Allah yg tahu.
MBAH HASAN DI BANYU WANGI
Menjelang beliau wafat,beliau berwashiyat kepada murid satu satunya yg merangkap sebagai khodim yaitu kyai Khozin yg berasal dari Garut,bahwa dia diperintahkan untuk menghubungi adiknya di Buntet pesantren Cirebon yang bernama kyai Muh Zen. Kyai Khozin yg bertahun tahun berkhidmat kepada beliau terheran heran, ternyata mbah Hasan berasal dari Buntet Pesantren. Apalagi masyarakat Banyu wangi yang hingga kini banyak yang belum tahu asal usul mbah wali Hasan.
DA'WAH DAN KAROMAH MBAH HASAN
Menurut penuturan masyarakat Sumber kepuh dan sekitarnya, cara da'wah mbah Hasan terbilang unik,sebab beliau memang tidak seperti ulama yang lainnya,beliau sangat pendiam bahkan hampir tidak pernah berkata sepatah kalimatpun.
Beliau tiap pagi hari selalu keliling kampung bersilaturrahmi dengan masyarakat, mengunjungi rumah rumah yang empunya belum mau masuk islam atau berprofesi sebagai bajingan,perampok,penjahat
dan semacamnya, ma'lumlah pada saat itu Banyu wangi masih diliput oleh pemeluk Hindu dan Budha. Namun mbah Hasan mampir ke rumah rumah mereka disambut dengan hangat.karena mereka tahu bahwa mbah Hasan seorang yang mempunyai nilai lebih atau mungkin sakti mandraguna, mbah Hasan hanya duduk sebentar dan melakukan shalat dhuha di rumah seorang dari mereka,anehnya setiap mbah Hasan mampir ke rumah salah seorang dari masyarakat pada sore harinya mereke mendatangi mbah Hasan untuk mengucapkan syahadat atau bertaubat atau belajar melakukan shalat....subhaanallooh,dan begitulah da'wah mbah Hasan setiap harinya. ketika tahun 80an,rombongan kyai kyai Buntet berziarah di makom mbah Hasan dipimpin oleh kyai Mustamid Abbas yang kebetulan juru kuncinya yaitu kyai khozin masih hidup pada saat itu. Al marhum KH,Chowas Nuruddin (ayah penulis) turut serta sebagai peziarah dan menyempatkan diri bertanya kepada kyai khozin tentang amaliyah ibadah sehari hari yang mbah Hasan kerjakan. Kyai Khozin yg sangat faham seluk beluk mbah Hasan mengatakan bahwa beliau setiap harinya selalu diisi dg hal hal yg syarat dg ibadah,sehabis shalat shubuh beliau berjalan mengelilingi kampung sambil memetik daun bendana(selong)untuk di makan,memang itulah makanan sehari hari mbah Hasan,beliau tidak makan apa2 kecuali daun daunan. setelah pulang dr keliling mbah Hasan muthola'ah kitab sampai dzuhur,sehabis dzuhur beliau muthola'ah kitab sampai ashar,baru setelah shalat ashar beliau menerima tamu sampai maghrib.Kemudian beliau shalat maghrib sampai isya,habis isya' beliau muthola'ah kembali sampai tengah malam,kemudian tengah malam beliau shalat sampai shubuh,,,,,,,,,,dan begitulah keseharian beliau selama puluhan tahun di Banyu wangi,dan kitab yg beliau baca adalah kitab ihya' ulumiddin alghazali ra. Menurut para tetangganya,saking asyiknya beliau membaca ihya sampai tidak bergeming sedikitpun,hening,tenang sampai ada beberapa ekor lenggarangan(musang)beranak pinak di bawah kursinya......subhaanallah... kemudian setiap ba'da shalat ashar beliau menjamu tamu dg satu buah teko air,namun anehnya si teko tadi dapat mengeluarkan bermacam macam minuman sesuai selera para tamu,ada teh,kopi,bahkan susu...kemudian kyai Chowas menanyakan ke juru kunci perihal kapan mbah Hasan beristirahat untuk tidur...?menurut kyai khozin mbah Hasan tidak pernah tidur kecuali selayapan(selayang pandang)saja,beliau tidak pernah tidur secata khushus seperti manusia pada umumnya.....bersambung.....


Al-bahru Al-maurud" Al-imam Abil Mawahib Assya'rony (wafat th 973 H) 20 Oktober 2009 jam 2:47 |:Tb.Ahmad Rifqi Khan


Kitab Tashowuf ini terbilang agak asing di telinga,ternyata memang asing juga contain2 nya.
Kalau dibuat perbandingan dg masa sekarang,mungkin tdk terlalu jauh kalau kitab ini ditengarai dg "kitab undang undang Tashawuf".
Tebal sekitar 306 halaman dan di tahqiq oleh Moh Adib Al jadir,diterbitkan oleh percetakan Dar el Kotob al ilmiyah,Beirut Libanon.
Ttg Penyusun sendiri,Imam Assya'rony adalah ulama kenamaan pada Zamannya.Beliau ulama Ahli fiqh,hadits dan tentunya Tashawuf.Beliau kita tahu,adalah diantara murid Al-imam Abu Zakariya Al-anshary seorang guru besar ilmu fiqh,hadits,ushul fiqh dan masyhur menjadi mufti Madzhab Syafi'ie.Imam Assya'roni berkomentar ttg gurunya bahwa beliau adalah waliyullah yg menutupi diri dg ilmu fiqh."aku berkhidmat kepadanya selama 30 th,aku memasakkan makanannya namun aku bawa bekal sendiri dan tdk makan dr hartanya"demikian menurut Assya'rony sang murid.
Sehingga kt tahu, imam Sya'roni menonjol di berbagai bidang ilmu.Di bidang fiqh beliau menyusun kitab al mizan al kubro,sebuah literatur fiqh empat madzhab yg cukup lengkap melebihi bidayatul Mujtahid ibn Rusyd.Dalam bidang hadits,beliau menyusun kitab monumental dg judul "kasyful ghummah an jamie'il ummah" sbh kitab hadits yg meliput ushul masail fiqhiyah,sehingga memudahkan istinbath untuk para fuqoha'.
Seperti biasanya,imam Sya'rony bila ditelaah dr ratusan karya tulisnya ia menggunakan bahasa yg jelas,gamblang,renyah dan padat juga disertai dg dalil2 yg kuat.
Dalam kitab ini, terdapat 251 point undang2 shufi.Dalam setiap point,beliau menjelaskan sejelas2nya dg disertai dalil2 dr Alquran maupun hadits,tidak ketinggalan pula "laku lampah" para Shahabat,tabi'ien,tabi'ittabi'ien dan para a'immah yg nota bene mereka adalah "Salaf al Ummah" yang sebenarnya.
Kitab ini terbilang mukhtashor atau resume dr kitab satunya (al uhud al kubro).
Dalam bidang ilmu agama,penulis dapat dikategorikan sbg juru bicara para shufi kepada para Fuqoha' dan Muhadditsin yg belum menyelami dunia tashawuf secara totalitas.Mungkin semacam imam Abu Hamid Alghazaly yg menjadi corong bg Ahlussunnah waljama'ah plus para shufi dari manuver2 ahli filsafat.
Baiklah,supaya lbh penasaran dg karya agung imam Sya'roni,kita lihat dan cermati beberapa point dr kandungan kitab tsb:
@point ke 37: telah ditetapkan perjanjian atas kita,untuk ikhlash dalam bertauhid kepada Allah swt,baik dlm perbuatan maupun ucapan[jg kepemilikan dan segala yg wujud.Seluruh martabat dg Syarat2 yg tlh ditetapkan oleh ahli2 tauhid.Kita tdk boleh menambahi campur tangan makhluq baik manfa'at maupun madhorot,solusi maupun keterkaitan,janganlah kita berkata,"saya,dg kami,bg kami,milik kami" kecuali berdasarkan pengertian majaz(metaforis),krn yang semacam itu termasuk syirik yg khofy,Allah swt berfirman:Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Nya dg apapun(Annisa ,36)dlm ayat ini Allah mengingkari Assya'i(sesuatu)dan tdk men ta'yin/menyatakan,apakah sesuatu itu?,fahamilah.
Ada sebuah kisah seorang faqir (shufi) yg sdg memohon ampunan kepada Tuhannya,dia berkata:"wahai Tuhanku ampunilah aku krn Engkau berjanji untuk mengampuni org yg tdk mempersekutukan Mu dg apapun,dan Engkau tahu bahwa aku tdk mempesekutukan Mu dg apapun",namun tiba2 terdengarlah suara hatif/suara tanpa rupa mengatakan:meskipun di hari air susu..?...dia terperajat dan teringat bahwa pd suatu hari,dia di jamu dg air susu untuk di minum,namun dia tidak jadi meminumnya krn takut berbahaya,maka Allah swt merekam kejadian tsb,dikarenakan dia menisbatkan "bahaya" kepada air susu tadi.Maka perhatikanlah...!
@point ke 48:
Telah ditetapkan perjanjian atas kita,bahwa kita harus memperbanyak istighfar[dan menyesali kebaikan yg tertinggal,baik kt merasa berbuat ma'shiyat maupun tdk.ketahuilah bahwa penyesalan atas tdk melakukan ma'shiyat itu bs menggugurkan amal baik,sbgmn menyesali atas ketertinggalan Tho'at itu bisa membathalkan ke ikhlashan.
Alhashil dr kitab ini,kita bs menimba ilmu2 para salik,shufy,mukhlish ,dimana ilmu yg didapat tsb bukan hanya berasal dr teks2 al qur'an dan hadits semata,meskipun kedua hal td adalah mainstream nya Tashawuf sbgmn yg dikatakan oleh sayid Atthoi'fah imam Junaid Al Baghdady ra.Namun banyak ilmu2 Al asror Al Robbaniyah yg bs kt dapatkan dr suluk atau pengalaman ruhaniyah para Wali Allah swt,sebagaimana difirmankan dlm AlQur'an..."wattaquuLLaaha wa yu'allimkumuLLaah"(bertaqwalah kamu sekalian kpd Allah niscaya Allah swt akan mengajarkan kamu sekalian) ...Alluhumma uhsyurnaa fi Zumrotihim amien,ya Allah giringlah kami bersama mereka hamba2 mu yg shalih dan tha'at kepada Mu,amien.

APAKAH ALLAH SWT DI LANGIT..? Dari berbagai Tafsir penting....RIVQI FALETEHAN


APAKAH ALLAH SWT DI LANGIT..?
Dari berbagai Tafsir penting....
RIVQI FALETEHAN
واستدلال المشبهة بقوله { من في السماء } ظاهر . وأهل السنة يتأولونه بوجوه منها : قول أبي مسلم أن العرب كانوا يقرون بوجود الإله لكنهم يزعمون أنه في السماء فقيل لهم على حسب اعتقادهم { أأمنتم من } تزعمون أنه { في السماء } ومنها قول جمع من المفسرين أأمنتم من السماء ملكوته أو سلطانه أو قهره لأن العادة جارية بنزول البلاء من السماء
Tafsir ANNAISABURY HAL 187
Artinya:dan istidlalnya kaum musyabbihah dengan firman Allah(man fissama)itu jelas.Namun Ahlussunnah menta'wilnya dengan berbagai segi diantaranya:Ucapan Abu Muslim bahwa orang Arab(jahiliyah)mereka mengakui dengan adanya Tuhan(di samping berhala)dan mereka menyangka bahwa Tuhan itu di langit,maka kemudian dikatakan lah firman itu sesuai dg I'tiqod/keyaqinan mereka(….a amintum….)(apakah kalian percaya dg Tuhan yg kalian sangka ada di langit akan …..)
Juga pendapat segolongan mufassiriin(a'amintum man fissamaa)yaitu malakutNya atau kekuasaanNya,otoritasNya….karena pada kebiasaan yg terjadi bahwa adzab dan bencana itu turun dari langit.

*أَأَمِنتُمْ مَّن فِي السمآء أَن يَخْسِفَ بِكُمُ الأرض فَإِذَا هِيَ تَمُورُ ( * ) أَمْ أَمِنتُمْ مِّن فِي السمآء أَن يُرْسِلَ عَلَيْكُمْ حَاصِباً }. واعلم أن ما يزعمه الجهمية « من أن الله تعالى في كل مكان » مستدلين بهذه الآية على أنه في الأرض ضلال مبين ، وجهل بالله تعالى ، لأن جميع الأمكنة الموجودة أحقر وأصغر من أن يحل في شيء منها رب السماوات والأرض الذي هو أعظم من كل شيء ، وأعلى من كل شيء ، محيط بكل شيء ولا يحيط به شيء ، فالسماوات والأرض في يده جل وعلا أصغر من حبة خردل في يد أحدنا ، وله المثل الأعلى ، فلو كانت حبة خردل في يد رجل فهل يمكن أن يقال : إنه حال فيها ، أو في كل جزء من أجزائها . لا وكلا ، هي أصغر وأحقر من ذلك ، فإذا علمت ذلك فاعلم أن رب السماوات والأرض أكبر من كل شيء وأعظم من كل « شيء محيط بكل شيء ولا يحيط به شيء ، ولا يكون فوقه شيء
ADHWA'UL BAYAN HAL 490
(A'amintum….)ketahuilah bahwa JAHMIYAH menyangka bahwa Allah itu ada di mana mana di setiap tempat mereka ber istidlal d ayat ini(….)bahwa DIA ada di bumi itu adalah kesesatan yg nyata dan kebodohan akan Allah swt.
Dikarenakan seluruh tempat yang ada lebih remeh/hina dan kecil untuk di tempati TUHAN pemilik bumi dan langit yang maha AGUNG dari apapun dan lebih luhur dari apapun,karena langit dan bumi di genggamanNya tidak lebih besar dari biji sawi bila berada di tangan seorang manusia,dan Dia pemilik matsal yg luhur,kalau ada seseorang memegang satu biji sawi apakah patut dikatakan dia berada di dalam biji sawi itu…?atau di bagian biji itu?sekali kali tidak…!!padahal bumi langit lebih kecil dari perumpamaan itu.
Maka kalau kau sudah fahami hal ini ketahuilah….bahwa Allah lebih AGUNG dan lebih BESAR dari apapun ,meliputi segala sesuatu dan apapun tidak bisa meliputi dan meluhuriNYA.

أَأَمِنْتُمْ مَنْ فِى السماء } يعني الملائكة الموكلين على تدبير هذا العالم ، أو الله تعالى على تأويل { مَّن فِى السماء } أمره أو قضاؤه ، أو على زعم العرب فإنهم زعموا أنه تعالى في السماء
Tafsir Al baydhowy hal 309
Artinya:(a'amintum…)man fissama' ya'ni para malaikat yang di serahi untuk mengatur alam ini atau di ta'wil dengan "perintah" atau "ketentuan" Allah…..atau sesuai dngan keyaqinan/prasangka orang Arab(jahiliyah)bahwa mereka menyangka bahwa ALLAH SWT ada di langit.

ءامِنْتُمْ مَّن فِى السماء } أي من ملكوته في السماء لأنها مسكن ملائكته ومنها تنزل قضاياه وكتبه وأوامره ونواهيه فكأنه قال : أأمنتم خالق السماء وملكه ، أو لأنهم كانوا يعتقدون التشبيه وأنه في السماء ، وأن الرحمة والعذاب ينزلان منه فقيل لهم على حسب اعتقادهم : أأمنتم من تزعمون أنه في السماء وهو متعالٍ عن المكان
Tafsir Annasafy hal 451
Artinya :(a'amintum man fissamaa)artinya malakutNYA yang di langit karena langit itu tempat para MalaikatNya dan dari langit lah turun ketentuan ketentuanNya,kitab kitabNya,perintah dan laranganNYA maka seakan dikatakan:apakah kalian percaya kepada pencipta langit dan kerajaanNya……
Atau karena mereka(orang arab)berkeyakinan tasybih dan bahwasanya Allah ada di langit(menurut mereka)dan bahwa rahmat serta adzab turun dari langit maka dikatakanlah sesuai dengan PRASANGKA MEREKA yaitu:"apakah kalian percaya kepada yang kalian sangka bahwa dia di langit……..padahal Allah maha LUHUR DARI BERTEMPAT.

ءَأمِنْتُمْ مَّن فِى السماء } أي الملائكةَ الموكلينَ بتدبيرِ هذا العالمِ ، أو الله سبحانَهُ على تأويلِ من في السماءِ أمرُهُ وقضاؤهُ ، أو على زعمِ العربِ حيثُ كانُوا يزعمونَ أنَّه تعالَى في السماءِ أي أأمنتُم منْ تزعمُونَ
أنَّهُ في السماءِ وهُو متعالٍ عن المكانِ
Tafsir Abussu'ud hal 354
Artinya:(a'amintum man fissamaa)man fissamaa yaitu para malaikat yg dipasrahi untu mengatur ala mini….atau Allah dg di ta'wil perintahNya,keputusanNya,,,,,atau berdasarkan PRASANGKA ORANG ARAB(jahiliyah)ketika mereka menyangka bahwa Allah berada di langit berarti:apakah kalian percaya kepada yang kalian sangka ada di langit untuk…….padahal Allah maha LUHUR untuk bertempat.

أأمنتم } بتحقيق الأولى وتسهيل الثانية ، وأدخل أبو عمرو وقالون بينهما ألفاً ، وقنبل : بإبدال الأولى واواً لضمة ما قبلها ، وعنه وعن ورش أوجه غير هذه؛ والكوفيون وابن عامر بتحقيقهما . { من في السماء } : هذا مجاز ، وقد قام البرهان العقلي على أن تعالى ليس بمتحيز في جهة ، ومجازه أن ملكوته في السماء لأن في السماء هو صلة من ، ففيه الضمير الذي كان في العامل فيه ، وهو استقر ، أي من في السماء هو ، أي ملكوته ، فهو على حذف مضاف ، وملكوته في كل شيء . لكن خص السماء بالذكر لأنها مسكن ملائكته وثم عرشه وكرسيه واللوح المحفوظ ، ومنها تنزل قضاياه وكتبه وأمره ونهيه ، أو جاء هذا على طريق اعتقادهم ، إذ كانوا مشبهة ، فيكون المعنى : أأمنتم من تزعمون أنه في السماء؟ وهو المتعالي عن المكان . وقيل : من على حذف مضاف ، أي خالق من في السماء . وقيل : من هم الملائكة . وقيل : جبريل ، وهو الملك الموكل بالخسف وغيره . وقيل : من بمعنى على ، ويراد بالعلو القهر والقدرة لا بالمكان ، وفي التحرير : الاجماع منعقد على أنه ليس في السماء بمعنى الاستقرار ، لأن من قال
من المشبهة والمجسمة أنه على العرش لا يقول بأنه في السماء
TAFSIR AL BAHR AL MUHIT HAL 310 JILID 10
Artinya:……(man fissama)ini adalah MAJAZ,karena al burhan al aqly(argumentasi rasional)bahwa Allah swt maha LUHUR dari bertempat di sebuah arah,dan MAJAZ nya adalah bahwa alam malakutNYA ada di langit,sebab lafadz "fissama "itu menjadi shilah dari lafadz "man"maka terdapat dhomir di amilnya yang mahdzuf yaitu lafadz "istaqorro" atau tetap yakni HUWA,maka berarti:malakutNya yg berada di segala sesuatu dg membuang mudhofnya.Namun langit di khushush kan karena di sana terdapat tempat berdiam para malaikat,arsy dan kursiNya,lauh mahfudh.Dan dari langit pula terdapat keputusan keputusan,amar dan nahiNYA,kitab kitabNya.
Atau ayat ini berlaku sesuai dengan cara prasangka mereka(orang arab jahiliyah)dikarenakan mereka adalah MUSYABBIHAH,maka berarti:apakah kalian percaya apa yang kalian sangka ada di langit…?padahal DIA maha LUHUR dari bertempat.
Dikatakan "man" berma'na "ala" dan yg dimaksud luhur adalah otoriter dan mampu bukan berarti bertempat.
Dalam kitab Attahrir di jelaskan:telah menjadi sebuah IJMA'(kesepakatan para ulama)bahwa Allah tidak berada di langit dengat arti berdiam,karena mujassimah dan musyabbihah punberanggapan di atas ARSY bukan di langit…..!!!
واعلم أن المشبهة احتجوا على إثبات المكان لله تعالى بقوله : { ءامِنتم
مَّن فِى السماء } ، والجواب عنه أن هذه الآية لا يمكن إجراؤها على ظاهرها باتفاق المسلمين ، لأن كونه في السماء يقتضي كون السماء محيطاً م به من جميع الجوانب ، فيكون أصغر من السماء ، والسماء أصغر من العرش بكثير ، فيلزم أن يكون الله تعالى شيئاً حقيراً بالنسبة إلى العرش ، وذلك باتفاق أهل الإسلام محال ، ولأنه تعالى قال : { قُل لّمَن مَّا فِى السموات والأرض قُل لِلَّهِ } [ الأنعام : 12 ] فلو كان الله في السماء لوجب أن يكون مالكاً لنفسه وهذا محال ، فعلمنا أن هذه الآية يجب صرفها عن ظاهرها إلى التأويل
Juz 15 h1 417. TAFSIR AL RAZY

Artinya:
Ketahuilah,bahwa golongan musyabbihah berhujjah dg ayat ini untuk menetapkan "tempat bagi Allah Swt"dengan firmannya:
Aamintum……
Jawabannya adalah bahwa ayat ini tidak boleh diberlakukan dengan arti dzhohirnya(luarnya) sesuai dg kesepakatan orang2 islam. Karena bila adaNya Allah swt di langit berarti adanya langit meliputiNya dari segala arah,maka berarti Allah swt lebih kecil dari langit,sedangkan langit sangat lebih kecil dari ARSY,maka akan terjadi Allah swt lebih kecil dan hina bila di banding Arsy.dan yang semacam itu adalah MUSTAHIL bagi Allah SWT sesuai kesepakatan kaum Muslimin.
Juga karena firman Allah yg artinya(katakanlah milik siapa langit dan bumi…?katakanlah milik Allah….)
Maka kalau Allah berada di langit,tentu Allah akan menjadi raja bagi dirinya sendiri(karena terbatas)dan ini MUSTAHIL BAGI ALLAH SWT…….MAHA SUCI ALLAH…..sehingga ayat ini wajib di arahkan dari ma'na lahir dan harus di ta'wil.

WALLAHU 'ALAM BISHSHOWAAB…..ILAA HADHRATINNABIYI . SAW AL-FAAAATIHAH.....!!

kesunnahan TAWASSUL,TABARRUK,ISTIGHOTSAH menurut kacamata ULAMA

Rivqikhan.
Lafadz tawassul adalah masdar dari lafadz tawassala yg berakar kata dari lafadz al wasilah. Menurut Abdullah bin Abbas ra alwasilah adalah sesuatu yg dapat dipergunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. Dari definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tawassul terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1, Tawassul dengan amal ibadah 2. Tawassul dengan para anbiya' wal mursalin 3.Tawassul dengan hamba hamba Allah yang shaleh dari para ulama dan Auliya'.

TAWASSUL DENGAN AMAL IBADAH:
Orang islam siapapun beranggapan akan kebolehan mendekatkan diri dengan amal amal shaleh. Orang yang berpuasa,shalat,bershadaqa
h,membaca al qur'an adalah bertawassul kepada Allah swt yang memang diperintahkan Allah swt dalam al qur'an: يا ايها الذين امنوا اتقواالله وابتغوا اليه الوسيلة
'wahai orang orang yang beriman bertqwalah kepada Allah dan carilah al wasilah kepada Nya.(al qur'an)
TAWASSUL DENGAN PARA NABI .AS :
Tawassul adalah salah stu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan bertawajjuh(menghadap) Allah swt. Sudah jelas maqshud atau tujuan haqiqinya adalah Allah swt,adapun hal yang di tawassuli adalah perantara dan sarana untuk bertaqarrub kepada Allah swt. Maka siapapun orangnya yg meyaqini selain yang disebut di atas tentu dia telah berbuat syirik kepada Allah swt.
Mengingat kedudukan dan martabat Nabi saw di sisi Allah swt seorang yang mulia dan agung,maka wajarlah kalau syari'at membolehkan bahkan menganjurkan tawassul dg perantara kemuliaan Nabi Muhammad saw sesuai dengan dalil dalil hadits yang shahih yang akan disebutkan di bawah ini.
NABI ADAM AS BERTAWASSUL DENGAN NABI MUHAMMAD SAW(sebelum wujudnya)
1. Ibnu Taimiyah meriwayatkan dua buah hadits, dia berkata: Abul faroj ibn aljauzy meriwayatkan hadits dengan sanadnya sampai Maisaroh ra:لما خلق الله الارض واستوى الى السماء فسواهن سبع سموات وخلق العرش كتب على ساق العرش محمد رسول الله خاتم الانبياء وخلق الجنة التي اسكنها ادم وحواء فكتب اسمي على الابواب والاوراق والقباب والخيام وادم بين الروح والجسد . فلما احياه الله تعالى نظر الى العرش فراى اسمي فا خبره الله انه سيد ولدك فلما غرهما الشيطان تابا واستشفعا باسمي اليه (فتاوى ابن تيميه ج 2 ص 150)
Artinya:ketika Allah menciptakan bumi dan beristiwa ke langit kemudian menyempurnakan penciptaan tujuh langit dan menciptakan arsy ,lalu menulis di salah satu tihang arsy lafadz 'Muhammad Rosulullah penutup para Nabi ',kemusian Allah menciptakan sorga yg ditempatkan Adam dan Hawa' lalu menulis Namaku di atas pintu pintu,dedaunan,qubah qubah dan tenda sedangkan Adam masih diantara ruh dan jasadnya,maka kemudian Allah swt menghidupkannya dan ia memandang ke Arsy serta melihat namaku,kemudian Allah swt mengkhabarkannya bahwa ia(Muhammad)adalah sayid/pemimpin dari anakmu,kemudian ketika Adam dan Hawa terbujuk rayu syaithan mereka bertaubat dan mohon pertolongan (kepada Allah)dg perantara NAMAKU,,,,,(fatawa ibn Taimiyah juz 2 hal 150)
2. Untuk memperkuat hadits diatas juga hadits imam al hakim di al mustadroknya imam ibnu Taimiyah meriwayatkan hadits lain dari syaikh ibn al faroj dg sanad sampai kepada Umar bin Khotthob ra :
لما اصاب ادم الخطيئة رفع راسه فقال :يا رب بحق محمد الا غفرت لي فاوحى اليه وما محمد؟ ومن محمد؟ فقال :يا رب انك لما اتممت خلقي رفعت راسي الى عرشك فاذا عليه مكتوب لااله الا الله محمد رسول الله،فعلمت انه اكرم خلقك عليك اذ قرنت اسمه مع اسمك فقال :نعم ....قد غفرت لك وهو اخر الانبياء من ذريتك ولولاه ما خلقتك.....(فتاوى ابن تيميه ج 2 ص 150)
Artinya:ketika Adam tertimpa kesalahan ia menegadahkan kepalanya dan berkata: hai Tuhanku dengan perantara haq Muhammad maka ampunilah aku,kemudian Adam menerima wahyu dan dikatakan :ada apa dengan Muhammad? Saiapakah Muhammad? Lalu ia berkata: wahai Tuhanku ketika engkau menyempurnakan penciptaan diriku maka aku mengankatkan kepalaku ke arah arsy dan disana tertulis: Tidak ada Tuhan selain Allah,Muhammad adalah utusan Allah hingga aku mengerti bahwa dia adalah MAKHLUQMU YANG PALING MULIA karena engkau menyertakan namanya dengan NamaMU,kemudian Allah berfirman: ia betul,aku mengampunimu dan dia adalah Nabi yang terakhir dari anak cucumu,KALAU TIDAK ADA DIA MAKA KAU TIDAK AKAN AKU CIPTAKAN.....(fatawa ibnu Taimiyah juz 2 hal 150)
3. Hadits tentang doa Nabi saw untuk Fathimah bint Asad (ibunda Ali bin Abi Thalib kw:
قوله صلى الله عليه وسلم....(اغفر لامي فاطمة بنت اسد ووسع عليها مدخلها بحق نبيك والانبياء الذين من قبلي) رواه الطبراني في الكبير وصححه ابن حبان وابن ابي شيبه عن جابر وابو نعيم في الحلية عن أنس
Artinya: perkataan Nabi saw (ya Allah ampunilah ibuku fathimah binti Asad dan lapangkanlah tempat masuknya/haribaannya dengan perantara hak Nabimu dan para Nabi yg sebelumku)hr Atthabrany di mu'jam alkabir dan di shahihkan oleh ibnu Hibban,juga Al Hakim dr Anas bin malik ra,ibnu abi syaibah dar jabir ra dan abu nu'aim di al hilyah.
3.Hadits tentang seorang laki laki yang buta ke dua matanya dan dia memohon kepada Nabi saw untuk mendo'akannya lalu Nabi saw berkata :kalau kau mau maka aku mendo'akanmu dan kalau kau mau bershabarlah dan itu lebih baik.

Laki2 tadi menjawab :do'akan aku ya Nabi saw,kemudian Nabi saw memerintahkannya untuk ber wudhu dan mengucapkan:
...

اللهم اني اسالك واتوجه اليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد اني اتوجه بك الى ربي في حاجتي لتقضى اللهم فشفعه في.... Artinya: ya Allah memohon kepada Mu dan aku menghadapMu dg perantara NabiMu untuk dipenuhinya hajatku ini ya Allah berikanlah syafa'atMu kepadanya untukku......lalu dia pulang dlam keadaan bisa melihat.(hadits tersebut diriwayatkan oleh Al Bukhary dalam tarikhnya,al hakim,ibnu Majah dan attirmidzy yang dianggap shahih)menurut ibnu taimiyah sekalipun,tawassul yang semacam ini adalah BAIK(fatawa juz 3 hal 236).........
Pertanyaan: apakah kejadian tawassul diatas semasa Nabi saw hidup atau sesudah wafat?
Jawab: tawassul semacam diatas bukan hanya semasa Nabi saw hidup saja,bahkan banyak tawassul seperti di atas dilakukan oleh para shahabat dan tabi'ien setelah Nabi saw wafat sebagaimana hadits riwayat Al hafidz Atthabrani,Al Hafidz Abdullah Al Maqdisy,Al Hafidz Almundziry,Al Hafidz Al Haitsamy dengan sanad yang shahih.....
TAWASSUL DENGAN SELAIN NABI SAW:
1.Umar bin alkhotthob bertawassul dengan Al Abbas bin Abdul Mutholib ra ketika terjadi kemarau berkepanjangan:

اللهم انا كنا نتوسل اليك بنبينا فتسقينا وانا نتوسل اليك بعم نبينا فاسقنا....... Artinya: (Ya Allah,dahulu kita bertawassul kepadaMu dengan perantara Nabi kita kemudian Engkau sirami kami....dan sungguh sekarang kami bertawassul kepadaMu dengan paman Nabi Kami maka siramilah kami dengan hujan.)
Hadits ini diriwayatkan oleh imam AL BUKHORI di SHAHIHNYA,bahkan al zubair bin Bakkar meriwayatkan kisah ini lebih mendetill.
TAWASSUL DENGAN KUBURAN NABI SAW:
al hafidz Abu bakar Al Baihaqi juga al hafidz ibnu Abi Syaibah dan al hafidz ibnu katsir meriwayatkan hadits dengan sanad yang shahih juga dikomentari oleh al hafidz ibnu hajar di kitab fath al bari syarah shahih al Bukhary juz 2 hal 415 bahwa memang hadits tersebut shahih yaitu:
Pada zaman khilafah Umar bin Al Khotthob ra terjadi kemarau yg menimpa orang orang,kemudian ada seorang laki laki yang mendatangi kuburan Nabi saw dan dia berkata:

يا رسول الله.....استسق لامتك فانهم قد هلكوا ...فاتاه رسول الله في المنام فقال :ائت عمر فاقرئه مني السلام واخبرهم انهم مسقون ،وقل له عليك بالكيس الكيس........ Wahai Rasulullah mohon hujan lah(kepada Allah) untuk ummatmu karena mereka akan binasa.........kemudian Nabi saw mendatanginya di dalam tidur(mimpi) beliau berkata: datangilah umar dan sampaikan salam dariku katakan kepada mereka bahwa mereka akan disirami hujan.
Dan hendaknya kamu mendahulukan orang yang pandai......
Dalam kitab fath al bary disebutkan bahwa laki laki yang datang ke kuburan Nabi saw dan bermimpi tersebut adalah Bilal bin al harits al Muzanny ra salah seorang shahabat Nabi saw yang masyhur.
PENDAPAT PARA FUQAHA' TENTANG TAWASSUL:
adapun statement para fuqaha' mengenai tawassul maka banyak sekali kita jumpai di kitab kitab fiqh diantaranya:
- Al allamah al faqih al muhaqqiq al umdah assyaikh Manshur al bahuty,beliau adalah pembesar dari kalangan ulama madzhab Hanbaly , di dalam kitab al talkhish mengatakan: '' tidak mengapa bertawassul dengan para Syaikh(ulama) dan orang orang yang bertaqwa. Al Hafidz ibn Al Jauzy mengatakan: ''boleh memohon syafa'at/pertolongan kepada Allah melalui orang yang shaleh dan begitulah pendapat yang mu'tamad,bahkan imam Ahmad/bin Hanbal sendiri bertawassul kepada Allah dengan perantara Nabi saw di dalam do'anya. Begitulah sesuai dengan keterangan di berbagai kitab fiqh madzhab Hanbaly seperti al manasik, syarh alghayah,dalil al thalib yang semuanya membolehkan bertawassul kepada Allah dengan orang orang shaleh.
TAWASSUL DENGAN MEMANGGIL NAMA NABI SAW:
menyembut nama orang yg mulia di sisi Allah swt adalah hal yang wajar dan sama sekali tidak berbau syirik,karena yang demikian itu hal yang biasa dilakukan oleh para shahabat Nabi ra,para salaf ashalihin.....
Kadang memanggil nama orang yg kita hormati dan kita muliakan di sebut istighotsah atau tawassul atu juga bisa disebut tabarruk dengan menyebut nama nama mulia itu. Perbuatan yang semacam ini malah sunnah yang dianjurkan Nabi saw di dalam hadits shahih yang akan di sebut nanti. Mari kita mencermati hadits berikut ini:
1. Dari alhaitsam bin khans dia berkata ketika aku bersama Abdullah bin Umar lalu beliau terkilir kakinya,ada seorang yg berkata ''sebutlah orang yg paling kau sukai'',kemudian dia berkata: ''WAHAI MUHAMMAD'' tiba tiba dia lang sung beranjak seperti terlepas dari ikatan.
Hadits yang sama dengan di atas,diriwayat kan juga oleh Mujahid dari Abdullah bin Abbas ra[SYAIKH IBNU TAIMIYAH, AL KALIM AL THAYIB FASHAL KE TUJUH HAL 165]
TAWASSUL DAN ISTIGHOTSAH DENG SELAIN NABI:
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa hal tersebut memang benar benar dianjurkan oleh baginda NABI SAW melelui hadits haditsnya yang shahih juga melaui perbuatan para shahabat ra dan Tabi'ien seperti hadits yang dibawah ini yang diriwatkan oleh Abdullah bin Mas'ud ra dan Abdullah bin Abbas ra mempunyai contain ma'na yang sama dan tidak jauh berbeda,Nabi saw berkata:

اذا انفلت دابة احدكم بارض فلاة فليناد يا عباد الله احبسوا يا عباد الله احبسوا فان لله حاضرا في الارض سيحبسه..... Artinya: apabila hewan kendaraan kalian terlepas di padang pasir/tanah lapang maka panggillah dengan mengatakan: wahai hamba Allah.....tahanlah....wahaSedangkan hadits ibn Mas'ud maka diriwayatkan oleh Abu ya'la,althabrany. Keterangan dapat di lihat di Majma' azzawaid oleh Al Hafidz Nuruddin Ali bin Abi bakar Al Haitsamy (juz 10 Hal 132).
TAWASSUL DENGAN PETILASAN NABI SAW:
Bukan hanya kebesaran dan kemuliaan Nabi saw saja yang bisa dijadikan tawassul,namun petilasan ibadah juga barang barang bekas pakai Nabi pun dipakai bertawassul oleh para shahabat seperti keterangan riwayat berikut ini:
1. Permohonan Umar bi khotthob untuk di kubur di samping Rasulillah saw,dan dikabulkannya permohonan tersebut merupakan kegembiraan yang luar biasa bagi beliau bahkan beliau mengatakan: Al Hamdulillah,tidak ada sesuatu yang paling penting selain hal ini.
keinginan beliau dikubur disamping Nabi saw adalah perwujudan dari tabarruk/mencari barokah dan tawassul kepada Allah swt supaya dapat luberan barokah dari Nabi Nya.(lihat kisah tersebut di shahih Bukhary)

2.Ummu Sulaim ra memotong mulut gerabah yang biasa diminum Nabi saw,dan biasa digunakan untuk bertabarruk dan tawassul,Anas bin Malik Ra berkata: Mulut gerabah itu sekarang ada pada kami.(hadits riwayat Atthabrany semua perowinya tsiqot)
3. Asma' binti Abi bakar ra menjaga dan menyimpan jubbah Nabi saw ,dia berkata: aku menyimpannya untuk mengobati orang orang sakit
(shahih Muslim juz 3 hal 140)
4. Abdullah bin Umar selalu meneliti tempat shalat Nabi saw spt yg dilakukannya ketika melakukan ibadah haji (lihat shahih Bukhari)
5,Abi Burdah dan Abdullah bin salam bertawassul dan tabarruk dengan meminum dari gelas yang dipakai minum oleh Nabi saw(shahih Bukhari dalam kitab al'itisham bil kitaab wassunnah)
Dan masih banyak lagi beberapa perbuatan shahabat yang bertabarruk dan bertawassul dengan peninggalan peninggalan Nabi saw sebagai manifestasi keimanan dan cinta juga pengakuan atas kemuliaan Rasulullah saw di sisi Allah swt.
TAWASSUL DAN AYAT AL QUR'AN:
Ada sebuah ayat al qur'an yg memberi pemahaman kepada kita bahwa Nabi saw itu turut mempunyai otoritas untuk diampuni dan tidaknya seseorang. Hal ini wajar saja,mengingingat beliau seorang yg mulia di hadapan Allah. Orang yg selalu disebut apabila Allah disebut,orang yang di beri amanat untuk mengenalkan Allah kepada makhluq Nya,perhatikan ayat tersebut:

ولو انهم اذ ظلموا انفسهم جاؤك فاستغفروا الله واستغفر لهم الرسول لوجدوا الله توابا رحيم..... Artinya: kalau seandainya mereka berbuat aniaya(dosa) kemudian mendatangimu,maka mereka memohon ampun kepada Allah dan Rosul memohonkan ampun untuk mereka niscaya mereka akan menemukan Allah saw Maha penerima taubat dan maha penyayang.......(Maha Benar Allah dg seluruh firman Nya).
dalam hal ini al imam Al Hafidz Assyekh Imaduddin ibn Katsir berkata: segolongan Ulama menuturkan sebuah cerita,diantaranya adalah Syaikh Abu Manshur al Shobbagh di dalam kitabnya Al Syamil dari al 'utby dia berkata: ketika aku duduk disamping kuburan Nabi saw,ada seorang arab kampung datang berkata: Assalaamu 'alaika yaa Rasuulallaah......aku mendengar firman Allah :walau annahum.........dst,oleh karena itu aku mendatangimu sbg orang yang memohon ampun dan memohon syafa'at melaluimu kepada Tuhanku kemudian dia mambaca syair:

يا خير من دفنت بالقاع اعظمه# فطاب من طيبهن القاع والاكم نفسي الفداء لقبر انت ساكنه # فيه العفاف وفيه الجود والكرم.....
Artinya: wahai orang yg terbaik dari jasad yang terkubur di dataran tanah.....
Maka dataran dan pegunungan menjadi wangi karena semerbak dataran itu......
Nyawaku menjadi tebusan bagi haribaan yg kau huni.....
Yg di dalamnya terdapat keapikan, kedermawanan dan kemuliaan....
.........kemudian orang tersebut berpaling,lalu aku tertidur dan bermimpi bertemu Nabi saw......beliau berkata:temuilah orang kampung tadi dan berilah dia khabar gembira bahwa Allah swt telah mengampuninya....
kisah ini disebutkan imam Nawawi ra di kitab al idhoh hal 498. Al Hafidz ibnu katsir juga meriwatkan di tafsirnya yg terkenal.....ibnu qudamah dalam al mughni juz 3 hal 490,kasyful qina' kitab fiqh madzhab Hanbaly hal 30 juz 3.
PENUTUP:
Untuk lebih memantapkan hati marilah kita simak sebuah syair yang dilantunkan Sawad bin Qarib ra di depan baginda Nabi saw :

واشهد ان الله لا رب غيره # وانك مامون على كل غائب وانك ادنى المرسلين وسيلة# الى الله يا ابن الاكرمين الاطايب
Artinya:aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah.....
Dan engkau adalah orang yg diamanati hal yang ghaib.....
Sungguh engkau adalah dari para utusan yang wasilahnya terdekat.....
Kepada Allah....wahai anak orang2 mulia lagi baik.......
(diriwatkan oleh al baihaqi di kitab dalail annubuwah,ibn Abd al barr di al isti'ab dan hal ini diiqrari/diakui dan tidak dilarang oleh baginda Nabi saw.....
Semoga kita semua mendapat syafa'at Nabi kita di akhirat kelak amien yaa Robbal 'aalamien.....
Literatur:
1.Mafahim yajibu an tushohhah,Al muhaddits Assayid Muhammad al hasany al maliky.
2. Al fajru Al Shadiq.
3. Dhiya'usshuduur.
4,dan lain- lain.

KH.Chowas Nuruddin.....Afin Khan dan Suami




Alamuddin Yasin dan Moh.Ali Hibatullah

MOH. ALI HIBATULLAH FALETEHAN DAN IBUNYA

AL- ALBANI DAN KAPASITAS KE ILMUANNYA

TULISAN : AL ALLAMAH AL MUHADDITS AL KABIR. ABDULLAH BIN ASSHIDDIQ AL HASANY AL GHUMARI.
Alih bahasa:Rivqi “al muqollid” faletehan.




BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM.
Ini adalah petikan dari Arrasail al ghomariyah dalam penyanggahan atas Nashir al albani.
Al muhaddits sayyidy Abdullah bin Ashiddiq al ghomari ra berkata:
…..dia adalah Nashiruddin, al albani adalah asalnya(Albania).
Pada awalnya dia ber I’itikaf di dalam kamar perpustakaan “Al Dzahiriyah” Damaskus disana dia berkutat membaca buku dan betah untuk membaca.
Setelah itu dia menyangka bahwa dirinya telah menjadi profesional dalam urusan agama. Dia memberanikan diri untuk berfatwa dan mentashhieh hadits atau mendha’ifkannya sesuai dengan keinginan hawa nafsunya. Juga dia berani menyerang ulama yang mu’tabar(yang berkompeten di bidangnya)padahal dia mandakwa bahwa “hafalan”hadits telah terputus atau punah.
Maka akibatnya bisa anda saksikan terkadang dia menganggap buruk pendapat para ulama juga mendha’ifkan hadits yang baik-baik dan menganggapnya lemah,sampai sampai shahih Bukhari dan shahih Muslim pun tidak selamat dari koreksinya.
Berdasarkan hal tersebut(dia tdk berguru) maka isnadnya maqthu’(silsilah keilmuannya terputus)dan kembali kepada kitab kitabnya yang ia teliti,kembali kepada juz juz yang ia baca dengan tanpa Talaqqi(belajar kepada guru).
Dia pernah mendakwakan dirinya sebagai kholifah(penerus) Assyaikh Badruddin Al Hasani(salah satu guru Al Ghomari,pen)yang beliau adalah seorang ulama yang tidak pernah terlepas dari biji tasbih dari tangannya meskipun sedang mengajar,dan anehnya ia menganggap bid’ah kepada orang yang mengenakannya(biji tasbih).
Lalu dia (al Albani) mendakwakan dirinya telah mencapai derajat “penghafal hadits” dan mampu mentashhieh hadits sehingga pengikut pengikutnya menyangka bahwa dia adalah “MUHADDITS” dunia seluruhnya. Apakah dengan sekedar ijazah dari sangkaan seseorang lantas dia boleh berbicara /koreksi atas hadits Rasulillah saw..??
Kemudian berdasarkan PERSAKSIAN DARI PARA ULAMA DI ZAMANNYA dari para ulama Dimasyq menyatakan bahwa dia tidak hafal matan- matan hadits apalagi sanad -sanadnya. Bahkan KEILMUANNYA tidak mencapai untuk menilai sebuah matan hadits kemudian meneliti rijal(para perowi)nya di kitab kitab “Al Jarh watta’diil”,sehingga berangkat darin itu semua dia menghukumi sebuah hadits dengan menshahihkan dan mendha’ifkan nya dalam keadaan “TIDAK TAHU” bahwa sebuah hadits mempunyai jalan riwayat,syawahid (hadits lain sebagai saksi penopang)dan mutaba’at(penelusuran susulan). Dia juga lupa bahwa seorang “AL HAFIDZ”(penghafal 100 ribuan hadits sanad dan matannya) mempunyai “otoritas” menshahihkan dan mendha’ifkan sebuah hadits sebagaimana yang di katakan oleh Al Hafidz Assuyuthy dalam “AL FIYAH” nya(kitab nadzom ilmu hadits diroyah 1000 bait)
كَما قَال السُيوطِي فِي ألفيته:
وخذه حَيث حَافظ عليه نص ** أو من مصنَّف بِجمعه يخص

artinya:
Maka ambillah hadits ketika telah di” nash” oleh seoranh Al Hafidz………atau dari kitab susunannya yang khushus untuk kodifikasi hadits tersebut.
Begitulah hukum sebenarnya dimana bahwa ilmu agama tidak diambil dari “MUTHOLA”AH” atas kitab-kitab ansich dengan mengesampingkan “TALAQQI”(mengaji)kepada AHL AL MA’RIFAH WA AL TSIQOH(ahli pengetahuan khushush dan dapat dipercaya)dikarenakan terkadang dalam beberapa kitab terjadi “penyusupan” dan “PENDUSTAAN” atas nama agama atau terjadi pemahaman yang berbeda dengan pengertian para “salaf” maupun “kholaf” sebagaimana mereka(para ulama) saling memberi dan menerima ilmu agama dari satu generasi ke generasi lainnya maka pemahaman yang berbeda dengan ulama salaf maupun kholaf itu dapat berakibat kepada pelaksanaan “IBADAH FASIDAH”(ibadah yang rusak)atau dapat menjerumuskan kedalam “TASYBIHILLAH BIKHOLQIHI”(penyerupaan Allah dengan Makhluq Nya)atau implikasi negative lainnya.
Cara seperti itu adalah bukan cara “belajar” dan cara menuntut ilmu yang dilakukan ulama salaf dan kholaf sebagaimana yang telah dikatakan oleh AL HAFIDZ ABU BAKAR AL KHATHIB AL BAGHDADY:…..”ILMU TIDAK DAPAT DIAMBIL KECUALI DARI MULUT PARA ULAMA”.
Maka jelaslah tidak diperbolehkan mempelajari ilmu agama kecuali dari orang yang “arif” dan tsiqoh yang mengambil ilmu dari tsiqoh………..dst sampai ke para shahabat ra. Sehingga orang yang mengambil Al Qur’an dari Mushhaf dinamakan “MUSHHAFY” tidak dapat disebut “QARI’’ begitulah seperti yang dikatakan Al Hafidz Khathib Al Baghdady alam kitabnya yang berjudul “alfaqih wal mutafaqqih” bersumber dari sebagian ulama salaf.
Cukuplah bagi kita sebagai anjuran untuk “talaqqi”(menerima ilmu dari guru)sebuah hadits Nabi saw: :"مَن يُرد الله بهِ خَيراً يُفقّهه فِي الدِين, وفِي رِوَاية زيادة: "إنَما العِلم بالتعلُمِ, والفِقه بالتفقّه
Artinya: barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah swt maka ia diberi pemahaman dalam agamadalam sebuah riwayat ada tambahan…”bahwa ilmu hanya(didapat)dari belajar….(HR.AL BUKHORY,MUSLIM,AHMAD DI MUSNADNYA DAN LAIN LAIN)
Terdapat juga di al mu’jam al kabir imam thabrany 19/395 Al Hafidz di al fath mengatakan” isnadnya baik” 131/1
ورَوى مُسلم فِي صحيحهِ عَن ابن سِيرين أنهُ قَال: " إنّ هَذا العِلم دِين فانظرُواعمّن تأخذُون دينكُم".

Imam Muslim dalam shahihnya meriwayatkan dari Ibnu Sirin ia berkata:”bahwa ilmu ini adalah Agama maka lihatlah kepada siapa kalian mengambil agama kalian”
أخرجهُ مُسلم فِي صَحيحهِ: المُقدمة: بَاب بَيان أن الإسنَاد مِن الدِين, وأنَ الرِوَاية لا تكُون إلاّ عَن الثقات, وان جرح الرواة بِما هُو فيهم جَائِز بَل وَاجِب وأنهُ ليسَ مِن الغِيبة المُحرّمة بَل مِن الذبّ عَن الشَريعة المُكرّمة
Hadits tadi diriwayatkan imam Muslim di Muqaddimah shahihnya bab: menerangkan bahwa isnad itu bagian agama dan bahwa meriwayatkan hadits itu tidak boleh terjadi kecuali dari orang yang tsiqot(dipercaya)dan bahwa mencela “periwayatan” itu diperbolehkan asal sesuai dengan kenyataan bahkan wajib bukan termasuk “GHIBAH” yang diharamkan namun dengan tujuan “mempertahankan” syari’at yang dimuliakan.

Imam Abu Hayyan Al Andalusy berkata:
وقَال أبو حَيان الأندلسِي:

يظنّ الغُمْرُ أن الكُتْبَ تَهدي ** أخَا جَهلٍ لإدْراكِ العُلومِ
ومَا يَدري الجهولُ بأنّ فِيها ** غَوامِض حَيّرت عَقلَ الفهيمِ
إذا رُمت العُلومَ بغيرِ شيخٍ ** ضللتَ عَن الصِراط المُستقِيم
وتلتَبِسُ الأمُورُ عليكَ حَتى ** تصيرَ أضلَّ مِن تُوما الحَكيم
Artinya:
khalayak ramai menyangka bahwa kitab kitab itu dapat menuntun orang bodoh untuk menggapai ilmu……
padahal orang yang amat bodoh tidak tahu bahwa di dalam kitab kitab itu banyak masalah rumit yang membingungkan akal orang cerdas.
Apabila engkau mencari ilmu tanpa guru…..maka engkau dapat tersesat dari jalan yang lurus.
Maka segala hal yang berkaitan akan menjadi samar buatmu hingga engkau menjadi lebih sesat disbanding si Thomas (Ahli filsafat).
(hasyiyah Al Thalib ibnu Hamdun ala lamiyat al ‘af’al hal 44)
Assyaikh Habiburrahaman al A’dzhami Muhaddits daratan India berkata dalam Muqaddimah bantahan nya terhadap Al Albany dengan judul “mablagh ilm al Albany(kapasitas keilmuan Al Albany)dengan teks sebagai berikut….
“Syekh Nashiruddin Al Albany adalah orang yang sangat menyukai untuk menyalahkan orang orang yang sangat brilian dari kalangan pembesar para ulama dan dia tidak memperdulikan siapapun orangnya.Maka dapat anda lihat terkadang dia melemahkan riwayat Imam Bukhary dan Imam Muslim dan ulama lainnya yang dibawah level ke dua imam tadi………dan hal itu terjadi di banyak tempat sehingga sebagian orang yang BODOH dan yang terbatas pemikirannya dari kalangan ulama menyangka bahwa Al Albani adalah orang yang profesional pada abad ini dan kemahirannya jarang ditemukan semacam dia di era sekarang. Semacam inilah hal yang dibanggakan olehnya di berbagai tempat dengan mengeluarkan kotorannya sehingga para pembaca melirikkan pandangan mereka dan terkadang dia mengatakan :”aku mendapatkan tahqiq(pernyataan) semacam ini dan tidak akan kau temukan di lain tempat(maksudnya di kitab lain-yang menurut dia- tidak terdapat pernyataan semacam itu).
terkadang dia mendakwa bahwa dirinya “di istimewakan” oleh Allah di abad ini untuk meneliti atas hadits hadits tambahan dalam kondisi perbedaan riwayatnya yang tersebar di kitab kitab yang berserakan sehingga ia telah mencapai hal yang belum pernah diraih para Muhaqqiqqiin yang telah lampau maupun yang akan dating.
Namun orang yang “mengenal” al Albany dan orang yang meneliti biografinya ia pasti mengetahui bahwa dia tidak mendapatkan ilmu dari “MULUT PARA ULAMA” dan dia belum pernah duduk bersimpuh di depan pengajian para ulama ,padahal ilmu itu harus didapat dengan cara ta’allum(mengaji).
Ada berita sampai kepada saya bahwa hafalan kitabnya tidak melebihi “mukhtashor al qodury” dan profesi keahlian sebenarnya adalah “mereparasi jam” yang dirinya mengakui hal ini dan membanggakannya.padahal cara mendapatkan ilmu dengan ta’allum tersebut adalah hal yang telah lazim dikenal dikalangan pelajar hadits di seluruh madrasah kami(india).Begitulah apa yang telah dinyatakan oleh Assyaikh Muhaddits diyar al Hindiyah الألبَانِي أخطاؤه وشُذوذه 1/9

Inilah kapasitas keilmuan al albany,maka bila kau membaca kitab kitabnya akan kau temukan tanda yang jelas karena dia menyebut apa yang ia katakan shahieh akan berlawanan dengan apa yang dikatakan dengan dha’ief hingga kau temukan dia merubah hadits hadits Nabi saw dengan sesuatu yang tidak boleh diakukan oleh Ahlul ilmi bil hadits. Pada akhirnya dia mendha’ifkan yang shahieh dan menshahiehkan yang dhai’ef. Ini adalah polah tingkah orang yang belum pernah menghirup aroma “ILMU” dan cara orang yang belum pernah mengenal para “GURU” dan belum pernah “SAMA’ “dari teks teks lafadz mereka. Saya tidak melihat dia kecuali orang yang membaca kitab dan menganggap bahwa mencari ilmu itu tidak butuh terhadap bimbingan dan talaqqi para guru. Padahal kita sungguh mengetahui bahwa seorang penghafal hadits tidak hanya mencukupkan diri dengan muthala’ah tanpa berkeliling mencari ilmu dari para guru dari biografi mereka dan mereka sama’(mendengar riwayat hadits) sebagaimana orang orang sebelum mereka ber sama’ kepada para guru ……begitulah adat kebiasaan “AHLI -ISNAD”.
Termasuk diantara “cacat” al Albany adalah dia berani mengkoreksi Imam imam besar,cukuplah sebagai celaan bahwa dia mengkoreksi dan berani terhadap hadits Shahih imam bukhory dan shahieh Imam Muslim,oh….seandainya saja dia mendhaifkan hadits hadts tadi berdasarkan ilmu dan ma’rifah…..namun sayang dia mendhaifkannya karena “KEBODOHAN” dan keculasan.
Siapapun orang yang mau melihat kitab kitabnya dengan pemahaman dan pengetahuan yang baik dan menjauhkan diri dari “ta’ashshub”(fanatisme)dan
buang jauh jauh kebodohan yang berbahaya maka akan menjadi jelas bagi dia bahwa “AL ALBANY” adalah orang yang sangat lemah dalam ilmu hadits baik matannya maupun rijalnya.
Diantara cacat Al Albany yang fatal adalah dia menuduh orang yang mengingkarinya dengan si “pembuat bid’ah” dan dia sendiri lah yang sunny dengan pengikutnya sehingga berhak masuk sorga dan penentangnya adalah ahlulbid’ah yg akan masuk neraka. Tujuannya tidak lain hanyalah untuk mencapai “kemasyhuran” dia ingin menjadi yang terhebat di zamannya dan mengungguli pendahulu pendahulunya.

Kesimpulannya Al Albany dan fatwa fatwa dan istinbathnya adalah merupakan “BENCANA” untuk kaum muslimin. Bisa anda lihat bagaimana dia membid’ahkan berdzikir dengan biji tasbih,membaca al Qur’an untuk mayyit….juga di kitab kitabnya banyak kesesatan yang nyata apalgi di syarah Al Thohawy. Maka sesuai dengan pernyataan di atas apa yang dikatakan oleh Assyaikh Muhammad Yasin Al fadany yang masyhur bahwa Al Albany itu “Dhaallun mudhillun”(sesat dan menyesatkan).
Juga sesuai dengan pernyatan Syaikh Al Muhaddits Habiburrahman: ketika aku membaca karangan al albani dalam pembahasan seperti ini dan yg lainnya ,aku menjadi teringat hadits Nabi saw:

إن ممَا أدرَك النَاس مِن كلام النُبوة الأولى إذا لَم تستحِ فاصْنع مَا شِئت".
“sungguh apa yang dapat di tangkap oleh manusia dari perkataan Nubuwwah yang pertama adalah “kalau kau tidak tahu malu maka berbuatlah sesukamu…”
Sekarang kami katakan kepada para pengikut Al Albani dan yang terbujuk rayu ucapan-ucapannya dan kepada orang orang yang tertipu dengan slogan slogannya …”kembalilah kalian kedalam ajaran yang baik yang sudah ada, ikutilah jalan para Abror…..ikutilah jalan yang lurus campakkan jalan orang yang menyimpang dari “Annahj al mustaqiim”….
Takutlah kalian untuk memberanikan diri atas kalam Rasulillah saw dengan tanpa didasari ilmu,jangan kalian terperdaya oleh orang yang sesat meskipun dia mempunyai puluhan karangan dan buku.
Oh…..betapa buruknya keberanian mengkoreksi dan berkecimpung tanpa ilmu atas hadits Nabi saw.
Ya Allah kami memohon kepada Mu keselamatan dan penjagaan …..
Allah swt berfirman:
قَال الله تَعالى: (وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمُ إنَّ السَّمْعَ والبَصَرَ والفُؤَادَ كُلُ أوْلئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولاً) 36 [ سُورة الإسراء]."
(janganlah kau ikuti apa yang kamu tidak mengetahui karena pendengaran,pengelihatan dan hati itu semuanya akan dipertanggung jawabkan…)……
sekian.
@Al Muhaddits Al Kabir Abdullah al Ghumari Al Hasany adalah Al Allamah di bidang hadits dan ilmu lain. Pada awalnya Hafalan hadits beliau mencapai 50.000 hadits baik sanad maupun matannya,namun setelah beliau meninggal banyak ulama yang menjuluki Al Hafidz..diantara murid beliau adalah Mufty Addiyar al mishriyah Al Allamah al Imam Ali Jum’ah.


FADHILAH ZIARAH QUBUR

BISMILLAHIRROMANIRROHIEM..
....
Ziarah artinya berkunjung dari zaaro yazuuru ziyaarotan.....baik ke orang yang masih hidup maupun yang sudah mati. Atau ke tempat yang diperintahkan Allah swt karena ibadah seperti karena berhaji atau 'umroh.
Agama islam menganjurkan kita berziarah qubur dengan 3 tujuan:
1. karena mengingat kematian.
Mengingat kematian memang dianjurkan oleh Agama kita karena dengan mengingatnya kita akan lebih senang kepada akhirat di banding di dunia dan supaya dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk hidup di kemudian hari.
mengingat kematian dapat dilakukan kapan saja di mana saja dan tidak harus dengan berziarah qubur sesuai dg perkataan Nabi saw:اكثروا من ذكر هادم اللذات...(perbanyaklah mengingat hal yg memutuskan kelezatan)hadits ini termasuk hadits shohieh yg masyhur.Bahkan Syekh Nawawi bin Umar Al Bantany dalam syarah Nashoih al 'ibad mengatakan:mengingat kematian dengan ziarah kubur dapat dilakukan maskipun kepada kuburan orang kafir sedangkan berdo'a untuk mereka yg kafir maka tidak diperbolehkan.
2.Karena kesunnahan dan anjuran Nabi saw.
Nabi kita Nabi mulia Muhammad saw menganjurkan kita menziarahi kuburan kerabat kita sesama muslim,apalagi orang tua kita sendiri seperti saudara,teman dan siapapun yang se agama dengan kita.
bahkan Nabi saw dan para shahabatnya selalu berziarah di kuburan para Syhada' uhud setiap haul(temu tahun)dan berziarah di Baqi' al Ghorqod setiap sore kamis.sesuai dengan keterangan yang berikut ini:
Adapunmengenai haul adalah berdasarkan hadits yang menerangkan bahwa junjungan kita Sayyidina Muhammad saw. Telah melakukan ziarah kubur pada setiap tahun yang kemudian diikuti oleh sahabat Abu Bakar, Umar dan utsman. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dari al-Waqidy.

عَنِ اْلوَاقِدِى قَالَ : كَانَ النَّبِـىُّ يَـزُوْرُ شُهَدَاءَ اُحُدٍ فِيْ كُلِّ حَوْلٍ وَاِذَا بَلَغَ رَفَعَ صَوْتـَهُ فَيَقُوْلُ : سَلاَمٌ عَلَيْكُمْ ِبـمَا صَبَرْتـُمْ فَـنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ . ثُمَّ اَبُوْ بَكْرٍ يَـفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ .رواه البيهقى .

Artinya: al-Waqidy berkata “Nabi Muhammad saw. berziarah ke makam syuhada’ uhud pada setiap tahun, apabila telah sampai di makam syuhada’ uhud beliau mengeraskan suaranya seraya berdoa : keselamatan bagimu wahai ahli uhud dengan kesabaran-kesabaran yang telah kalian perbuat, inilah sebaik-baik rumah peristirahatan. Kemudian Abu Bakar pun melakukannya pada setiap tahun begitu juga Umar dan Utsman.

Diterangkan dalam kitab Ittihaf al-Sadah al-Muttaqin juz XIV hal.271, kitab Mukhtashor Ibnu Katsir juz 2 hal.279, dan dalam kitab Raddu al-Mukhtar ‘ala al-durri al-Mukhtar juz 1 hal 604.
BOLEHKAH MEMBACA ALQUR'AN DI ATAS KUBURAN...?
Memang ada sekelompok orang yg mengatakan membaca Alqur'an di atas kuburan ketika berziarah itu amalan yg tidak dikenal para salaf dan bisa dikatakan bid'ah......pendapat ini salah dan tidak bertanggung jawab...!perhatikan perkataan imam Al hafidz Al Faqih An Nawawy di kitab Al Adzkar:
"dan disunnahkan bagi peziarah untuk memperbanyak membaca Alqur'an dan dzikir(tahlil,tasbieh dan tahmid)dan berdoa untuk Ahli kubur itu juga untuk para mayit dari seluruh orang orang islam. Disunnahkan pula memperbanyak berziarah dan berdiam diri(al wuquf)di disamping pekuburan AHL AL KHOIR WAL FADHL(ahli kebaikan dan keutamaan)"...Al Adzkar hal 152 cetakan Al hidayah.
dalam kitab yang sama(al adzkar)halaman 193 hamisy juz 4 kitab Al Futuhat al Robbaniyah,imam Nawawy berkata: Assyafi'ie ra dan para ashhabnya berkata:"di sunnahkan untuk membacakan Al qur'an di samping kuburan mayyit,maka apabila sampai mengkhatamkannya menjadi lebih baik. kami juga meriwayatkan di sunan AL Baihaqi dengan Isnad yang baik bahwa: Ibnu Umar menyukai untuk dibacakan di atas kuburan surat Albaqoroh dan khowatimnya(penutup2nya).
Dalam hadits lain disebutkan: bacakanlah Yasiin untuk orang orang yang mati dari kalian(hadits Shohieh riwayat Ibnu Hibban dan Abu Dawud)dan amal al yaumi wallailah hal 581,dan tidak ada keterangan dari lafadz Al Mauta itu apa orang yang mau mati apa orang yang sudah mati?maka mengartikan lafadz secara hakikat itu jauh lebih utama di bandingdiartikan dengan secara majaz.
juga ada sebuah hadits yg menerangkan fahoill surat al ikhlalsh:dari Ali bin Abi Tholib ra ia berkata:barangsiapa yg melewati kuburan kemudian membaca Qul HuaLLohu Ahad sebelas kali,kemudian dihadiahkan pahalanya untuk orang yg telah mati maka ia akan diberi pahala sebanyak bilangan orang yang mati(al Armiyuny)dan Ahmad bin Hanbal.
Syekh Muh. Amin Al kurdy dalam kitab tanwir al qulub hal 216 disebutkan:Bacaan al Qur'an itu bermanfaat bagi mayit dalam 3 tempat yaitu: 1.Bila dibacakan di hadapannya..2.Bila dibacakan dari jauh namun dia berdo'a untuk mayit tersebut setelahnya 3.Tidak berdo'a untuk mayit namun ditujukan untuk mayit tersebut.
Al-‘Allamah al-Imam Muwaffiquddin ibn Qudamah dari madzhab Hanbali mengemukakan pendapatnya dan pendapat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab karyanya al-Mughny juz 2 hal. 566.

قَالَ : وَلاَ بَأْسَ بِالْقِرَائَـةِ عِنْدَ اْلقَبْرِ . وَقَدْ رُوِيَ عَنْ اَحْمَدَ اَنَّـهُ قَالَ : اِذاَ دَخَلْتمُ ْالَـْمَقَابِرَ اِقْرَئُوْا اَيـَةَ اْلكُـْرسِ ثَلاَثَ مِرَارٍ وَقُلْ هُوَ الله ُاَحَدٌ ثُمَّ قُلْ اَللَّهُمَّ اِنَّ فَضْلَهُ ِلأَهْلِ الْمَقَابِرِ .

Artinya “al-Imam ibn Qudamah berkata : tidak mengapa membaca (ayat-ayat al-Qur’an atau kalimah tayyibah) di samping kubur, hal ini telah diriwayatkan dari Imam Ahmad ibn Hanbal bahwasannya beliau berkata : jika hendak masuk kuburan/makam, bacalah Ayat Kursi dan Qul Huwa Allahu Akhad sebanyak tiga kali kemudian iringilah dengan doa : Ya Allah keutamaan bacaan tadi aku peruntukkan bagi ahli kubur.
Menurut jumhur fuqoha’ ahlussunnah wal jama’ah seperti yang telah diterangkan oleh al-‘Allamah Muhammad al-‘Araby mengutip dari hadits Rasulullah dari sahabat Abu Hurairah ra.

وَعَنْ اَبِـى هُرَيْرَةَ رَضِىَ الله ُعَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّىالله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ دَخَلَ اَلْمَقَابِرَ ثُمَّ قَرَأ َفَاتِحَةَ اْلكِتَابِ وَقُلْ هُوَالله ُاَحَدٌ , وَاَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرْ , ثُمَّ قَالَ : اِنـِّى جَعَلْتُ ثَوَابَ مَا قَرَأْتُ مِنْ كَلاَمِكَ ِلأَهْلِ اْلـَمقَابِرَ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ كَانُوْ شُفَعَاءَ لَهُ اِلَى اللهِ تَعَالىَ .

Artinya: Abi Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw bersabda “barang siapa berziarah ke makam/kuburan kemudian membaca al-Fatikhah, Qul Huwa Allah Ahad, dan al-Hakumuttakatsur, kemudian berdoa “sesungguhnya aku hadiahkan pahala apa yang telah kubaca dari firmanmu kepada ahli kubur dari orang mukmin laki-laki dan mukmin perempuan” maka pahala tersebut bisa mensyafaati si mayit di sisi Allah swt”
BACAAN SELAIN ALQUR'AN UNTUK MAYIT.
Ibnu Taimiyah menegaskan masalah tahlil dengan keterangannya sebagai berikut :

اِذَا هَلَّلَ اْلاِنْسَانُ هٰكَذَا : سَبْعُوْنَ اَلْفًا اَوْاَقَلَّ اَوْ اَكْثَرَ وَاُهْدِيَتْ اِلَيْهِ نَـفَـعَـهُ الله ُبِذٰلِكَ

Artinya : Jika seseorang membaca tahlil sebanyak 70.000 kali, kurang atau lebih dan (pahalanya) dihadiahkan kepada mayit, maka Allah memberikan manfaat dengan semua itu. Fatawa XXIV/323
dengn demikian jelaslah bahwa membaca Al Qur'an diatas kuburan itu hal yang di syari'atkan dan perilaku atau sunnah para salaf juga tidak ada ayat al qur'an ataupun hadits yang mengharamkannya jadi kita tidak boleh mengharamkan dan menambahi ajaran agama dengan melarang orang membaca Al qur'an dan dzikir di atas kuburan atau MENGHARAMKAN APA YANG DIBOLEHKAN AJARAN AGAMA.
3.KARENA BERTABARRUK(MENCARI KEBERKAHAN)
Kalau yang kita ziarahi itu kuburan para Nabi dan para Shalihien maka akan bernilai lebih bukan hanya akan dapat mengingat kematian dan sunnah semata namun lebih dari itu,yaitu keberkahan yang akan didapat dari si peziarah itu seperti apa yang dikatakan AL IMAM ABUL FAROJ IBNUL JAUZY AL HANBALY dalam kitab manaqib Ma'ruf al karkhy HAL 200 juga tarikh Baghdad hal 122 juz 1,bahwa beliau menukil dari gurunya Ibrohim al harby dan beiau adalah termasuk imam salaf yg menyerupai imam Ahmad bin Hanbal dalam ke zuhudan dan wara'nya beliau berkata:Kuburan Ma'ruf Al karkhy adalah OBAT PENAWAR YANG AMPUH.
Begitu juga halnya dengan Imam Assyafi'ie ra beliau berkata:اني لأتبرك بأبي حنيفة وأجيئ الى قبره كل يم - يعني زائرا - فا عرضت لي حاحة صليت ركعتين وجئت الى قبره و سألت الله الحاجة عنده فما تبعد عني حتى تقضى
Sungguh aku bertabarruk dengan imam Abu Hanifah,dan aku mendatangi kuburannya setiap hari berziarah,maka apabila aku ada hajat aku shalat dua raka'at dan aku datang ke kuburannya lalu aku memohon hajat kepada Allah di samping kuburan itu,,,,,tidak lama kemudian hajatku terpenuhi.....(Riwayat Al Hafidz Al Khotieb Al Baghdady dg sanad yang baik sampai ke Imam Syafi'ie).
Apalagi bila yang kita ziarahi itu baginda Nabi saw,yang menjadi juru syafa'at ummat ini sudah barang tentu tak dapat diragukan lg akan KEBERKAHANNYA
dalam hal ini al imam Al Hafidz Assyekh Imaduddin ibn Katsir berkata: segolongan Ulama menuturkan sebuah cerita,diantaranya adalah Syaikh Abu Manshur al Shobbagh di dalam kitabnya Al Syamil dari al 'utby dia berkata: ketika aku duduk disamping kuburan Nabi saw,ada seorang arab kampung datang berkata: Assalaamu 'alaika yaa Rasuulallaah......aku mendengar firman Allah :walau annahum.........dst,oleh karena itu aku mendatangimu sbg orang yang memohon ampun dan memohon syafa'at melaluimu kepada Tuhanku kemudian dia mambaca syair:
يا خير من دفنت بالقاع اعظمه# فطاب من طيبهن القاع والاكم
نفسي الفداء لقبر انت ساكنه # فيه العفاف وفيه الجود والكرم.....
Artinya: wahai orang yg terbaik dari jasad yang terkubur di dataran tanah.....
Maka dataran dan pegunungan menjadi wangi karena semerbak dataran itu......
Nyawaku menjadi tebusan bagi haribaan yg kau huni.....
Yg di dalamnya terdapat keapikan, kedermawanan dan kemuliaan....
.........kemudian orang tersebut berpaling,lalu aku tertidur dan bermimpi bertemu Nabi saw......beliau berkata:temuilah orang kampung tadi dan berilah dia khabar gembira bahwa Allah swt telah mengampuninya....
kisah ini disebutkan imam Nawawi ra di kitab al idhoh hal 498. Al Hafidz ibnu katsir juga meriwatkan di tafsirnya yg terkenal.....ibnu qudamah dalam al mughni juz 3 hal 490,kasyful qina' kitab fiqh madzhab Hanbaly hal 30 juz 3.
Al hafidz Abu bakar Al Baihaqi juga al hafidz ibnu Abi Syaibah dan al hafidz ibnu katsir meriwayatkan hadits dengan sanad yang shahih juga dikomentari oleh al hafidz ibnu hajar di kitab fath al bari syarah shahih al Bukhary juz 2 hal 415 bahwa memang hadits tersebut shahih yaitu:
Pada zaman khilafah Umar bin Al Khotthob ra terjadi kemarau yg menimpa orang orang,kemudian ada seorang laki laki yang mendatangi kuburan Nabi saw dan dia berkata:
يا رسول الله.....استسق لامتك فانهم قد هلكوا ...فاتاه رسول الله في المنام فقال :ائت عمر فاقرئه مني السلام واخبرهم انهم مسقون ،وقل له عليك بالكيس الكيس........
Wahai Rasulullah mohon hujan lah(kepada Allah) untuk ummatmu karena mereka akan binasa.........kemudian Nabi saw mendatanginya di dalam tidur(mimpi) beliau berkata: datangilah umar dan sampaikan salam dariku katakan kepada mereka bahwa mereka akan disirami hujan.
Dan hendaknya kamu mendahulukan orang yang pandai......
Dalam kitab fath al bary disebutkan bahwa laki laki yang datang ke kuburan Nabi saw dan bermimpi tersebut adalah Bilal bin al harits al Muzanny ra salah seorang shahabat Nabi saw yang masyhur.
WALLAHU 'ALAM BISSHOWAAB.
RUJUKAN:
1.AL ADZKAR ANNAWAWIYAH
2.MAFAHIM YAJIBU AN TUSHOHHAH.
3TANWIRUL QULUB.
4.AL FUTUHAT AL ROBBANIYAH.
5.FADHAIH AL WAHHABIYAH.
5.DHIYA' ASSHUDUR.
6.DAN LAIN LAIN.....