Rabu, 09 Juni 2010

Keluarga Azmatkhan Al-Husaini آل عظمت خان الحسيني

Keluarga Azmatkhan Al-Husaini (آل عظمت خان الحسيني)
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Adalah keturunan dari Sayyid Abdul Malik bin Alawi Ammul Faqih. Gelar "Azmatkhan" diberikan setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu bangsawan Naserabad, mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azmat” yang berarti mulia (dalam bahasa Urdu, India) sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.

Dari India, sebagian mereka berhijrah ke Siam, Kamboja dan Indonesia. Di antara mereka adalah para ulama yang dikenal dengan Wali Songo.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

— Berkatalah H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini dalam bukunya “Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah”:
Sayyid Abdul Malik bin Alwi lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah. Ia meninggalkan Hadhramaut pergi ke India bersama jama’ah para Sayyid dari kaum Alawiyyin. Di India ia bermukim di Naserabad. Ia mempunyai beberapa orang anak lelaki dan perempuan, diantaranya ialah Sayyid Amir Khan Abdullah bin Sayyid Abdul Malik, lahir di kota Nashr Abad, ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir di sebuah desa dekat Naserabad. Ia anak kedua dari Sayyid Abdul Malik

Sejarah mencatat meratanya serbuan dan perampasan bangsa Mongol di belahan Asia. Diantara nama yang terkenal dari penguasa-penguasa Mongol adalah Khubilai Khan. Setelah Mongol menaklukkan banyak bangsa, maka muncullah Raja-raja yang diangkat atau diakui oleh Mongol dengan menggunakan nama belakang “Khan”, termasuk Raja Naserabad, India.

Setelah Sayyid Abdul Malik menjadi menantu bangsawan Naserabad, mereka bermaksud memberi beliau gelar “Khan” agar dianggap sebagai bangsawan setempat sebagaimana keluarga yang lain. Hal ini persis dengan cerita Sayyid Ahmad Rahmatullah ketika diberi gelar “Raden Rahmat” setelah menjadi menantu bangsawan Majapahit. Namun karena Sayyid Abdul Malik dari bangsa “syarif” (mulia) keturunan Nabi, maka mereka menambah kalimat “Azmat” yang berarti mulia (dalam bahasa Urdu India) sehingga menjadi “Azmatkhan”. Dengan huruf arab, mereka menulis عظمت خان bukan عظمة خان, dengan huruf latin mereka menulis “Azmatkhan”, bukan “Adhomatu Khon” atau “Adhimat Khon” seperti yang ditulis sebagian orang.

Sayyid Abdul Malik juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke India untuk berda’wah, sebagaimana kakek beliau, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena beliau hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berda’wah

Nama putra Sayyid Abdul Malik adalah “Abdullah”, penulisan “Amir Khan” sebelum “Abdullah” adalah penyebutan gelar yang kurang tepat, adapun yang benar adalah Al-Amir Abdullah Azmatkhan. Al-Amir adalah gelar untuk pejabat wilayah. Sedangkan Azmatkhan adalah marga beliau mengikuti gelar ayahanda.

Sebagian orang ada yang menulis “Abdullah Khan”, mungkin ia hanya ingat Khan-nya saja, karena marga “Khan” (tanpa Azmat) memang sangat populer sebagai marga bangsawan di kalangan orang India dan Pakistan. Maka penulisan “Abdullah Khan” itu kurang tepat, karena “Khan” adalah marga bangsawan Pakistan asli, bukan marga beliau yang merupakan pecahan marga Ba’alawi atau Al-Alawi Al-Husaini.

Ada yang berkata bahwa di India mereka juga menulis Al-Khan, namun yang tertulis dalam buku nasab Alawiyyin adalah Azmatkhan, bukan Al-Khan, sehingga penulisan Al-Khan akan menyulitkan pelacakan di buku nasab.

Sayyid Abdullah Azmatkhan pernah menjabat sebagai Pejabat Diplomasi Kerajaan India, beliaupun memanfaatkan jabatan itu untuk menyebarkan Islam ke berbagai negeri. Sejarah mencatat bagaimana beliau bersaing dengan Marcopolo di daratan Cina, persaingan itu tidak lain adalah persaingan didalam memperkenalkan sebuah budaya. Sayyid Abdullah memperkenalkan budaya Islam dan Marcopolo memperkenalkan budaya Barat. Sampai saat ini, sejarah tertua yang kami dapat tentang penyebaran Islam di Cina adalah cerita Sayyid Abdullah ini. Maka bisa jadi beliau adalah penyebar Islam pertama di Cina, sebagaimana beberapa anggota Wali Songo yang masih cucu-cucu beliau adalah orang pertama yang berda’wah di tanah Jawa.

— H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini melanjutkan:
“Ia (Sayyid Abdullah) mempunyai anak lelaki bernama Amir Al-Mu’azhzham Syah Maulana Ahmad.” Nama beliau adalah Ahmad, adapun “Al-Amir Al-Mu’azhzham” adalah gelar berbahasa Arab untuk pejabat yang diagungkan, sedangkan “Syah” adalah gelar berbahasa Urdu untuk seorang Raja, bangsawan dan pemimpin, sementara “Maulana” adalah gelar yang dipakai oleh muslimin India untuk seorang Ulama besar.
Sayyid Ahmad juga dikenal dengan gelar “Syah Jalaluddin”.

— H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini melanjutkan:
“Maulana Ahmad Syah Mu’azhzham adalah seorang besar, Ia diutus oleh Maharaja India ke Asadabad dan kepada Raja Sind untuk pertukaran informasi, kemudian selama kurun waktu tertentu ia diangkat sebagai wazir (menteri). Ia mempunyai banyak anak lelaki. Sebagian dari mereka pergi meninggalkan India, berangkat mengembara. Ada yang ke negeri Cina, Kamboja, Siam (Tailand) dan ada pula yang pergi ke negeri Anam dari Mongolia Dalam (Negeri Mongolia yang termasuk di dalam wilayah kekuasaan Cina). Mereka lari (?) meninggalkan India untuk menghindari kesewenang-wenangan dan kezhaliman Maharaja India pada waktu terjadi fitnah pada akhir abad ke-7 Hijriah.

Diantara mereka itu yang pertama tiba di Kamboja ialah Sayyid Jamaluddin Al-Husain Amir Syahansyah bin Sayyid Ahmad. Ia pergi meninggalkan India tiga tahun setelah ayahnya wafat. Kepergiannya disertai oleh tiga orang saudaranya, yaitu Syarif Qamaruddin. Konon, dialah yang bergelar ‘Tajul-muluk’. Yang kedua ialah Sayyid Majiduddin dan yang ketiga ialah Sayyid Tsana’uddin.”

Sayyid Jamaluddin Al-Husain oleh sebagian orang Jawa disebut Syekh Jumadil Kubro. Yang pasti nama beliau adalah Husain, sedangkan Jamaluddin adalah gelar atau nama tembahan, sehingga nama beliau juga ditulis “Husain Jamaluddin”. Adapun “Syahansyah” artinya adalah Raja Diraja. Namun kami yakin bahwa gelar Syahansah itu hanyalah pemberian orang yang beliau sendiri tidak tahu, karena Rasulullah SAW melarang pemberian gelar Syahan-syah pada selain Allah.

Sayyid Husain juga memiliki saudara bernama Sulaiman, beliau medirikan sebuah kesultanan di Tailand. Beliau dikenal dengan sebutan Sultan Sulaiman Al-Baghdadi, barangkali beliau pernah tinggal lama di Baghdad. Nah, Sayyid Husain dan Sayyid Sulaiman inilah nenek moyang daripada keluarga Azmatkhan Indonesia, setidaknya yang kami temukan sampai saat ini.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

- H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini said in his book "Thorough Discussion About Khilafiyah" : Sayyid Abdul Malik bin Alwi born in the Qasam city, a town in Hadhramaut, around the year 574 AH. He left the Hadhramaut went to India with jama'a the Sayyid of the Alawiyyin. In India he lives in Naserabad. He had a few boys and girls, among them is Amir Khan Sayyid Sayyid Abdullah bin Abdul Malik, was born in the town of Naserabad, there are also saying that he was born in a village near Naserabad. He was the second son of Sayyid Abd al-Malik

History records the prevalence invasion and seizure of the Mongols in parts of Asia. Among the famous names from the Mongol rulers are “Khubilai Khan”. After the Mongols conquered many nations, then comes the Kings who are appointed or recognized by the Mongols by using the last name "Khan", including King of Naserabad, India.

After Sayyid Abdul Malik became law Naserabad nobility, they intend to give him the title of "Khan" to be considered as the local nobility as other families. This is exactly the story of Sayyid Ahmad Rahmatullah when given the title "Raden Rahmat" after becoming law Majapahit nobility. But because Sayyid Abdul Malik is from a noble family "sharif" (noble) descent from the Prophet, then they add the phrase "fantastical" which means noble (in Urdu India) to become "Azmatkhan". Arabic letters, they wrote عظمت خان not عظمة خان, with Latin script they wrote "Azmatkhan", not "Adhomatu Khon" or "Adhimat Khon" as written in some people.

Sayyid Abd al-Malik, also known by the title "Al-Muhajir Ilallah", since he emigrated from Hadhramaut to India to preaching, as he grandfather, Sayyid Ahmad bin Isa, dubbed as such because he has migrated from Iraq to the Hadhramaut to preaching

Sayyid Abd al-Malik's son's name was "Abdullah", writing "Amir Khan" before "Abdullah" is a reference to a degree that is not proper, as for the right is Al-Amir Abdullah Azmatkhan. Al-Amir is the official title for the region. While Azmatkhan is to follow his father is his clan.

Some people there who wrote "Abdullah Khan", Khan maybe she only remembers her alone, because the clan "Khan" (without the fantastical) is very popular among the nobility clans of India and Pakistan. So writing "Abdullah Khan" was not appropriate, because "Khan" is a native of Pakistan royal clan, not the clan that he is a broken clan Ba'alawi or Al-Alawi Al-Husaini.

There is a saying that in India they also wrote Al-Khan, but is written in the book is Azmatkhan Alawiyyin nasab, not Al-Khan, so the writing of Al-Khan will complicate the tracking of books nasab.

Sayyid Abdullah Azmatkhan has served as Acting Indian Empire Diplomacy, beliaupun exploit that position to spread Islam to every land. History records how he competes with Marcopolo in mainland China, the competition was none other than the competition in introducing a new culture. Sayyid Abdullah Marcopolo introduce Islamic culture and Western culture introduced. Until now, the oldest history we can about the spread of Islam in China this is the story of Sayyid Abdullah. Then maybe he was the first spreaders of Islam in China, as some members of the Wali Songo still grandchildren he was the first person on the ground berda'wah Java.

- H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini continue:
"He (Sayyid Abdullah) has a boy named Amir Al-Mu'azzam Maulana Shah Ahmad." His name is Ahmad, as for "Al-Amir Al-Mu'azzam" is an Arabic title for the officials who are glorified, while the "Shah" Urdu is the title for a king, nobles and leaders, while "Maulana" is a title used by Indian Muslims to a great Ulama.
Sayyid Ahmad was also known by the title "Shah Jalal."

- H.M.H. Al-Hamid Al-Husaini continue:
"Maulana Shah Ahmad Mu'azzam is a big, He was sent by the Maharaja of India to Asadabad and the King of Sind for the exchange of information, then for a certain period he was appointed vizier (minister). He has a lot of boys. Some of them went to leave India, go wander. There are to China, Cambodia, Siam (Thailand) and some are going to the country Anam from Inner Mongolia (Mongolian State that is included in China's territory). They ran (?) Left India to avoid the arbitrariness and tyranny of the Maharaja of India at the time of the libel in the late 7th century Hijra.

Among them were the first to arrive in Cambodia is Sayyid Jamaluddin Al-Husain ibn Sayyid Ahmad Amir Shahanshah. He left India three years after his father died. Her departure is accompanied by three brothers, namely Sharif Qamaruddin. That said, it was he who is called 'Tajul-flown'. The second is Majiduddin Sayyid Sayyid and the third is Tsana'uddin. "

Sayyid Jamaluddin Al-Husain, by some person called Sheikh Jumadil Kubro Java. To be sure his name is Hussein, while Jamaluddin was tembahan title or name, so his name is also written "Jamaluddin Husain." As for "Shahanshah" means the King of Kings. However, we believe that the title was merely giving people Syahansah that he himself did not know, because the Prophet SAW forbade given title Syahan-Shah on besides Allah.

Sayyid Husayn also has a brother named Solomon, she established an empire in Thailand. He is known as the Sultan Sulaiman Al-Baghdadi, maybe he never stayed long in Baghdad. Well, Sayyid Sulaiman Sayyid Husayn and this is the ancestral family than Azmatkhan Indonesia, at least we have found so far.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Sayyid Husain has seven sons as follows:
1. Sayyid Ibarahim, known to have three sons:
1.1. Maulana Ishaq (Sunan Giri's father). Start offspring recorded.
1.2. Fadhal Sayyid Ali Al-Murtaza (Raden Santri). Start offspring recorded.
1.3. Sayyid Ahmad Rahmatullah (Sunan Ampel). Start offspring recorded.
2. Barakat Sayyid, known to have four sons:
2.1. Sayyid 'Abd ar-Rumi. Currently no information that he has inherited.
2.2. Sayyid Ahmad Shah. Currently no information that he has inherited.
2.3. Maulana Malik Ibrahim. Currently no information that he has inherited.
2.4. Sayyid Abdul Ghafur. Known to have one son:
2.4.1. Sayyid Ibrahim. Known to have two sons:
2.4.1.1. Sayyid Fathullah (Falatehan). Start offspring recorded.
2.4.1.2. Mas Nyai Gandasari (Wife of Sunan Gunung Jati).
3. Sayyid Ali Nurul Alam, has two sons:
3.1. Sayyid Abdullah; berputra Nurullah Sharif and Sharif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Start offspring recorded.
3.2. Sayyid Uthman Haji (Sunan Ngudung). Married to the grandson of Sunan Ampel and berputra Ash Ja'far al-Sadiq (Sunan Kudus). Start offspring recorded.
3.3. Haji Sayyid Uthman (Sunan Manyuran). Start offspring recorded.
4. Sayyid Fadhal (Sunan Liwanag). We have yet to get his history and there is no information that he has inherited.
5. Sayyid Abd al-Malik. We have yet to get his history and there is no information that he has inherited.
6. Prince Pebahar. We have yet to get his Arabic name and history. He is the grandfather of Mr Faqih Jalaluddin, Ulama Palembang on the airfare. Known to have offspring.
7. The seventh we have not got a name and history and there is no information that he has inherited.
As for Sayyid Sulaiman Al-Baghdadi has three sons and a daughter who died in all preaching and Cirebon in West Java:
1. Datuk Sheikh Kahf. Known to have offspring.
2. Sayyid Abdurrahman (Prince PANJUNAN). Start offspring recorded.
3. Abdurrahim Sayyid (Prince Kejaksan). Known to have offspring.
4. Syarifah Queen of Baghdad, is married to Sunan Gunung Jati.

▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬

Genealogy of Sayyid Abdul Malik Azmatkhan

Abdul Malik Azmatkhan bin
Alawi (Ammil Faqih) bin
Muhammd Shahib Mirbath bin
Ali Khali’ Qasam bin
Alawi bin
Muhammad bin
Alawi (Asal usul marga Ba’alawi atau Al-Alawi) bin
Abdullah / Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir Ilallah bin
Isa bin
Muhammad bin
Ali Al-’Uraidhi bin
Ja’far Ash-Shadiq bin
Muhammad Al-Baqir bin
Ali Zainal Abidin bin
Husain bin
Ali bin Abi Thalib dan Fathimah binti Rasulillah SAW

http://www.facebook.com/azmatkhanalhusaini

1 komentar: